Untuk menanamkan
selft-esteem (raca percaya diri) pada anak yang sering dilakukan oleh para orang tua adalah dengan
memberikan pujian kepada anak. Menurut pakar dalam bidang perkembangan anak,
dengan memberikan pujian, maka anak akan merasa puas kepada dirinya sendiri.
Ini akan menjadikan anak lebih percaya diri, memiliki motivasi yang tinggi, dan
membantunya mencapai sukses.
Akan tetapi,
dalam penerapannya banyak orang tua yang menggunakan sanjungan secara berlebihan.
Hal ini bukannya meningkatkan kepercayaan diri anak, akan tetapi malah
sebaliknya, menjadikan anak tidak percaya pada kemampuannya dan mengurangi
motivasi anak untuk maju. Masalahnya sebenarnya bukan pada pujian itu sendiri,
melainkan pada penggunaan dan penempatan pujian tersebut.
Dalam postingan
Bospedia.com kali ini, akan dibahas mengenai 3 kesalah yang sering dilakukan oleh
orang tua dalam memuji anaknya, seperti yang dikutip dari buku Islamic
Parenting, karya M. Fauzi Rachman.
e 1. Memberikan pujian terlalu berlebihan
http://static.republika.co.id/ |
Sebagai
contoh orang tua mengatakan, “Oh, masya Allah, gambar kamu bagus sekali. Ibu
tidak pernah melihat gambar sebagus ini!” saat anak menunjukkan gambarnya. Atau
mengatakan, “ibu yakin pasti kamu anak yang paling pintar dikelas,” sewaktu
anak bisa menyelesaikan PR-nya.
Pujian
yang berlebihan seperti contoh diatas, mempunyai pengaruh buruk bagi anak yang
berusia lebih dari 4 tahun. Pasalnya, mereka sudah tidak bisa dibohongi lagi.
Mereka bisa melihat bahwa orang tuanya tidak jujur dalam berkata-kata.
2. Memberikan pujian terlalu sering
http://temananak.com/ |
Kadangkala,
orang tua selalu memuji anaknya dalam segala hal, dari yang kecil hingga besar.
Sampai-sampai, hal yang tidak patut dipujipun akan diberi pujian, misalnya saat
anak mengalami kegagalan. Didini bukan pujian yang harus diberikan, namun
motivasi. Motivasi ini hendaknya membuat anak sadar akan kegagalannya dan
mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik lagi, sehingga insya Allah
kegagalan yang sama tidak akan terulang lagi.
3. Menghiraukan hukuman
http://www.merries.co.id/ |
Contoh
disini misalnya, orang tua yang tidak menghukum anaknya yang memukul adiknya.
Akan tetapi, ketika anak tidak memukul adiknya, orang tua malah memberikan
pujian. Banyak hal yang menyebabkan tindakan agresif pada anak, misalnya karena
marah atau minta perhatian. Apabila anak memukul adiknya karena ingin mencari
perhatian, memberikan pujian saat anak tidak memukul adiknya bisa efektif
sehingga semoga tindakan agresifnya bisa berhenti. Akan tetapi, jika anak
memukul bukan karena minta perhatian orang tua, memberikan pujian pada anak
disaat dia tidak memukul adiknya tidak akan efektif. Akibatnya, anak akan tetap
memukul adiknya, maka orang tua tidak boleh hanya memperhatikan hal yang baik tetapi
menghiraukan hal buruk yang dilakukan anaknya. Berilah teguran dan hukuman jika
itu dirasa perlu untuk dilakukan.
Demikian tadi 3 kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam menuji anaknya. Semoga bermanfaat ya, terimakasih.. :)