30 Kesempurnaan Dalam Puasa Ramadhan Lengkap dengan Dalilinya |
Krisis yang menimpa manusia berawal dari ketidak berdayaan manusia untuk menahan diri dari larangan Allah, kemudian jatuh pada larangan tersebut. Sehingga solusi atas krisis ini harus dimulai dengan mendidik manusia agar bertakwa. Orang yang bertakwa memiliki dua kekuatan, satu, quwwatul indifa’, yaitu kekuatan semangat untuk melakukan ibadah, amal shaleh dan kebaikan . Kedua adalah Quwwatul imsak, yaitu kekuatan pengendalian dari hal-hal yang diharamkan Allah. Dua kekuatan inilah yang menjadikan orang-orang bertakwa paling bermanfaat hidupnya di dunia. Dan dengan kekuatan inilah orang-orang bertakwa mendapatkan kemenangan dari Allah.
Marilah kita melakukan optimalisasi ibadad Ramadhan dengan hal-hal berikut:
Satu: Memperkuat kerinduan dan kecintaan terhadap bulan suci Ramadhanb dan rasa harap dapat menikmati keutamaannya. Kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan inilah yang dirasakan oleh para salafus shalih. Karena begitu banyaknya kebaikan yang diberikan oleh Allah setan-stan sehingga tidak dapat leluasa menggoda manusia. Dan puncaknya adalah diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman bagi manusia. Dan pada malam turunnya Al-Qur’an Allah menjadikannya lebih baik dari seribu bulan.
Bentuk kerinduan dan kecintaan dilakukan dengan mempersiapkan Ramadhan secara baik. Persiapan hati, persiapan akal dan persiapan fisik. Persiapan hati dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak zikir, doa dan lain-lain. persiapan akal dengan mendalami ilmu yang berkatian dengan ibadah Ramadhan, persiapan fisik dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah dan lingkungan serta menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Dua; Meningkatkan prestasi ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini sehingga lebih baik dari tahun lalu. Bulan Ramadhan adalah syahrul ibadah dan syahrul Qur’an. Sehingga ibadah di bulan Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat, khususnya ibadah puasa,shalat tarawih dan interaksi dengan Al-Qur’an. Meningkatkan kualitas tilawah, hafalan, pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an. Allah berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. (QS. Al-Baqarah: 185).
Tiga: meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap umat Islam. Membayar zakat, memperbanyak infak, shadaqah dan memberi makan orang yang berpuasa. Menyantuni fakir miskin, anak yatim dan dhuafa. Dan melakukan segala bentuk kebaikan yang dianjurkan Islam.
Empat: Menjadikan Ramadhan sebagai syahrut taubah, yaitu bulan taubat, dengan memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah. Mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada sesama manusia yang dizhalimi serta mengembalikan hak-hak mereka dan membayar hutang. Taubah adalah sebuah sikap menyesali akan segala kesalahan, melepaskannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi keselahan tersebut. Dosa, maksiat dan kesalahan merupakan sebab inti dari keterpurukan dan krisis. Sehingga taubat adalah satu-satunya jalan untuk memuali hidup baru menuju yang lebih baik. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama bagi bangsa Indonesia untuk mendapat ampunan, rahmat dan keberkahan Allah.
Lima: menjadikan bulan Ramadhan sebagai syahrut Tarbiyah, bulan pendidikan dan dakwah. Di antara ciri khas bulan Ramadhan adalah tumbuh suburnya suasana keislaman di semua tempat. Umat Islam mempunyai kesempatan lebih banyak untuk beribadah. Puasa merupakan sarana yang sangat efektif untuk menahan segala kecenderungan negatif dan memotivasi untuk melakukan semua bentuk kebaikan. Sehingga peluang tarbiyah dan dakwah di bulan Ramadhan lebih terbuka dan lebih luas.
Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’I dan ulama untuk melakukan dakwah dan tarbiyah. Erus melakukan gerakan reformaswi (harakatul ishlah. Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiaqr islam dan meramaikan masjid dengan aktivitas taklim, kajian kitab, diskusi, ceramah dan lain-lain sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positip dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan.
Keenam, Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrul Jihad wal wujahadah. Jihad adalah puncak ajaran islam, rahasia kemuliaan dan kejayaan umat islam. Sedangkan jihad adalah kesucian dan kebersihan. Oleh kaarenanya bulan Ramadhan adalah momentum yang sangat tepat untuk menumbuhkan ruhul jihad dalam tubuh umat islam. Sejarah telah membuktikaqn bahwa Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan gerakan jihad. Perang Badr Al-Kubra, Fathu Makkah, Pembebasan Palestina oleh Salahuddin Al Ayyubi, Prang Ain jalut yang dapat menaklukkan tentara Monggol, Penaklukkan Andalusia oleh Pahlawan Thariq Bin Ziyad, Kemerdekaan Indonesia dan lain-lain semuanya terjadi pada Bulan Ramadhan.
Berikut 30 Kesempurnaandalam Puasa Ramadhan
- Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
- “Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)
- Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.
- Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
- “Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur . ” (HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
- Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
- Manfaatkan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam pada setiap malam di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan Al-Qur’an baginya. (HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
- Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
- “Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
- Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
- “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
- Harus lebih sabar, syukur, dan ihklas
- Ucapan itu dimaksudkanagar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
- Hendaknya Anda selesai dari puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
- Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata : “Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
- Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
- Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
- Ucapkanlah bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390 H.hlm.38-40.)
- Memperbanyak melakukan berbagai macam ibadah. Jibril’alaihis salam senantiasa membacakan Al-Qur’anul Karim untuk beliau pada bulan Ramadhan; beliau juga memperbanyak sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur’anul Karim, shalat, dzikir, i’tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam ibadah pada bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian, beliau makan sahur dan mengakhirkannya, serta menganjurkan dan memberi semangat orang lain untuk melakukan hal yang sama. Beliau menghimbau agar berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya maka dengan air.
- Nabi’shallallahu ‘alaihi wasallam melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya beliau memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang yang mencacinya, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”
- Jika beliau melakukan perjalanan di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan puasanya dan terkadang pula berbuka. Dan membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau puasa ketika dalam perjalanan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya maka beliau segera mandi setelah terbit fajar dan tetap berpuasa.
- Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membebaskan dari qadha’ puasa bagi orang yang makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya Allahlah yang memberinya makan dan minum.
- Dan dalam riwayat shahih disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan puasa. Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuangkan air di atas kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau juga melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur dalam keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan istinsyaq secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad, I/320-338 )
- Puasa yang disyari’atkan adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan puasanya perut dari makan dan mimum. Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan merusak puasa, demikian pula halnya dengan dosa-dosa, ia memangkas pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga memposisikannya pada kedudukan orang yang tidak berpuasa.
- Karena itu, orang yang benar-benar berpuasa adalah orang yang puasa segenap anggota badannya dari melakukan dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta, kekejian dan mengada-ada; perutnya berpuasa dari makan dan minum; kemaluannya berpuasa dari bersenggama.
- Bila berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang menodai puasanya, bila melakukan suatu pekerjaan ia tidak melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan yang keluar darinya selalu bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut. Itulah metafor (perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia akan mengambil manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta, kejahatan dan kezhaliman.
- Dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan : “Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi. “(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih gharib).
- Inilah puasa yang disyari’atkan. Tidak sekedar nahan diri dari makan dan minum. Dalam sebuah menahan diri dari makan dan minum”. Dalam hadits shahih disebutkan : “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum .(HR. Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
- Dalam hadits lain dikatakan : Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga. ” (HR. Ahmad, hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits ini.)
Pencarian yang sama
- keistimewaan bulan ramadhan
- 10 keistimewaan bulan ramadhan
- keutamaan bulan ramadhan dan dalilnya
- kemuliaan bulan ramadhan
- keutamaan puasa dan keutamaan bulan ramadhan
- artikel kemuliaan bulan ramadhan
- artikel bulan ramadhan
- pengertian bulan suci ramadhan dan keutamaannya