Materi Perbandingan Cerita Rakyat dan Cerpen Mapel Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA - Hai adik adik yang baik, pada kesempatan yang baik ini kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi yang sudah disusun sedemikian rupa, materi ini kakak susun dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yang di ambil dari berbagai sumber seperti website kemendikbud. Oiya materi ini ialah Perbandingan Cerita Rakyat dan Cerpen untuk adik adik kelas X SMA/MA.
Materi Perbandingan Cerita Rakyat dan Cerpen Mapel Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA |
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat membandingkan nilai- nilai dan bahasa cerita rakyat dengan cerita pendek dalam dengan kreatif, kritis, disiplin, jujur dan bekerja keras.
B. Uraian Materi
Tak terasa kalian sudah banyak mempelajari jenis teks. Tapi apakah kalian pernah membaca cerita rakyat. Bagus sekali apabila kalian sudah membaca sekaligus mempelajarinya. Karena pada pertemuan sebelumnya kalian sudah mempelajari isi dan nilai-nilai yang ada pada cerita rakyat, bukan? Tapia pa kalian juga sudah membaca cerita pendek. Bersyukurlah apabila kalian telah membaca dan mempelajari cerita pendek. Karena pada modul ini kalian tidak saja mempelajari cerita rakyat saja tetapi cerita tersebut akan dibandingkan dengan cerita pendek.
Baca juga - Soal Laporan Hasil Observasi
Ya, modul ini akan membantu kalian untuk mempelajari lebih dalam teks cerita rakyat. Pada pembelajaran kali ini kalian akan membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan antara cerita rakyat dan cerita pendek. Semangat, kalian pasti bisa.
Sumber ilustrasi jelajahduniabahasa.wordpress.com |
1. Pengertian cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Apabila kalian pernah mendengar tentang karya sastra melayu Klasik adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Karya sastra tersebut berkembang sebelum periode tahun 20-an. Pada awalnya bentuk sastra merupakan cerita rakyat yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun. Menurut A. Ikram, dalam bukunya Filologi Nusantara (Jakarta: Pustaka Jaya 1991, hal. 220) Sekarang cerita rakyat ditulis dan diterbitkan menjadi buku, seperti halnya cerpen atau novel.
Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat. Sastra tersebut disebut sebagai sastra melayu klasik karena sastra tersebut berkembang di daerah melayu pada masa sebelum dan sesudah Islam hingga mendekati tahun 1920-an di masa balai pustaka. Dengan demikian jelaslah bahwa cerita rakyat merupakan akar cerita Melayu Klasik. Mengapa dinamakan karya sastra Melayu Klasik karena sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat, seperti apa yang telah ditulis di atas.
2. Nilai-nilai cerita rakyat
Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra berwujud makna di balik apa yang ditulis melalui unsur instrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam hikayat, yaitu
a. Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau
menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
b. Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Baca juga - Soal Identifikasi Teks Eksposisi
c. Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.
d. Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan
e. Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.
f. Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
Dengan mempelajari cerita rakyat kalian akan mengetahui tentang budaya, moral, agama, pendidikan, sasial dan nilai-nilai kehidupan lain. Dari cerita hikayat, kita dapat memetik nilai-nilaikehidupan sebagaicerminbagi kehidupan kita.
Pada pembelajaran yang telah lalu kalian telah memahami nilai teks cerita rakyat. Sebenarnya bahwa banyak nilai dalam cerita rakyat/hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan masa kini. Sebagaikaryasastramodernyangmengangkat nilai-nilai kehidupanmasa kini, dapat diduga bahwa banyak nilai dalam hikayat yang bersesuaian dengan nilai.
3. Karakteristik cerita rakyat
Cerita rakyat/ hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain.
Di antara karakteristik adalah
a. Kemustahilan
Salah satu ciri cerita rakyat/hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar.
Baca juga - Soal Makna Tersirat dalam Teks Anekdot
b. Kesaktian
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam cerita rakyat/hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan ditunjukkan dengan kesaktian kedua pangeran kembar, Syah Peri dan Indera Bangsawan, serta raksasa kesaktian itu:
(1) Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan;
(2) Raksasamemberisarungkesaktianuntukmengubahwujud dan kuda hijau untuk mengalahkan Buraksa;
(3) Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.
c Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat memercayaibahwa ceritayangdisampaikan adalah nyatadan tidak ada yang sengaja mengarang.
d. Istana Sentris
Cerita rakyat/ hikayatseringkalibertemadanberlatarkerajaan.DalamHikayatIndera Bangsawan hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yangdiceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera Bangsawan, PutriRatna Sari,Raja Kabir,danPutriKemalaSari. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu kerajaan.
Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaaan Teks Anekdot
e. Penyebarannya secara lisan
Alasan mengapa disebarkan secara lisan? Penyebab utamanya adalah pergerakan zaman dahulu sangatlah lambat jika dibandingkan dengan konvoi masyarakat di zaman modern ini. Oleh karena itu, penyebaran budaya dan cerita secara lisan akan lebih mempercepat tersebarnya cerita dibandingkan dengan menggunakan media tulisan. Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga mampu lebih intens memberikan nilai-nilai positif nan terdapat di dalam cerita sehingga pesan moral yang terdapat di dalamnya akan sampai kepada pendengar dengan lebih cepat dan efektif. Akibat penyebarannya yang secara lisan tidak jarang menimbulkan berbagai variasi karya cerita rakyat.
f. Tradisional
Mempertahankan kebiasaan masyarakat jaman dulu atau adat istiadat. Hal ini menjadikan karya tersebut klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.
Baca juga - Soal Nilai-Nilai dan Isi Hikayat
4. Gaya bahasa Cerita Rakyat
Gaya bahasa atau penggunaan bahasa cerita rakyat biasanya menggunakan bahasa melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam cerita sejarah/ hikayat adalah
a. Menggunakan majas
Penggunaan majas bertujuan agar cerita lebih menarik.
b. Banyak menggunakan konjugsi pada setiap awal kalimat
Contoh:
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu .
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian.
Baca juga - Soal Nilai-Nilai dan Kebahasaan Teks Cerita
c. Menggunakan kata arkais.
Meskipun bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam cerita rakyat dijumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata dalam hikayat sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing disebut sebagai kata-kata arkais.
d. Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal.
Hal ini ditandai oleh tokoh-tokohnya yang melakukan kegiatan yang tidak masuk akal. Misalnya dapat berbicara dengan binatang, bisa memasak di telapak tangan, bisa terbang dn lain-lain.
5. Pengertian, Penggunaan Bahasa dan Nilai-nilai dalam Cerita Pendek
Cerita pendek adalah cerita berpusat pada satu tokoh dan situasi tertentu dimana ada puncak masalah (klimaks) dan penyelesaiannya. Selain itu, di dalam cerita pendek atau cerpen terdapat kurang dari 10.000 kata saja, sehingga cenderung singkat dan padat.
Penggunaan bahasa dalam cerpen adalah:
- menggunakan bahasa sugestif
- menggunakan bahasa yang naratif
- menggunakan kata kiasan, majas atau bersaya
- menggunakan kata sifat
- menggunakan kata ganti atau partisipan personal
- menggunakan keterangan
- bahasanya singkat, padat, intensif
- menggunakan konjungsi sebab akibat
- menggunakan kata istilah yang sesuai
- enggunakan kata kerja aksi
Kandungan nila-nilai dalan cerpen sama seperti kandungan nilai-nilai dalam karya-karya lain. Seperti nilai yang ada pada teks cerita rakyat yaitu nilai sosial, budaya, moral, pendidikan, religius dan sebagainya.
Baca juga - Soal Butir-butir Penting Buku Nonfiksi
6. Membandingkan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Hikayat
Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks narasi fiksi. Keduanya mempunyai unsur intrinsik yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, seting, gaya bahasa, dan alur.
Sekarang kamu akan mempelajari perbandingan bahasa dalam cerpen dan hikayat. Kaidah bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.
a. Penggunaan Majas
Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk membuat cerita lebih menarik jika dibandingkan menggunakan bahasa yang bermakna lugas. Ada berbagai jenis majas yang digunakan baik dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering digunakan dalam cerpen maupunhikayatadalahmajasantonomasia, metafora,hiperboladanmajas perbandingan.
Meskipun sama-sama menggunakan gaya bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam cerpen.
Si Miskin laki-bini dengn rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri antah berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah- darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
Si Miskin dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.
Bandingkan dengan penggunaan majas antonomasia dalam penggalan novel Putri Tidur dan Pesawat Terbang karya Gabriel Garcia Marquez berikut ini.
Baca juga - Soal Teks Negosiasi
“Pilih mana,”katanya, “tiga,empat,atautujuh?” “Empat.” Ia tersenyum penuh kemenangan. “Selamalimabelas tahunsayabekerjadisini,”katanya,“Andaorangpertama yang tidak memilih tujuh.” Ia menulis nomor kursi di boarding passku dan mengembalikannya bersama dokumen- dokumenku, lalu memandangku untuk kali pertama dengan matanya yang berwarna anggur, sebuahhiburansampaiakubisamelihatSi Cantik lagi. Kemudian ia memberi tahu bahwa bandara baru saja ditutup dan semua penerbangan ditunda. Dikutip dari: http://icanjambi.blogspot.co.id
Majas simile juga banyak digunakan dalam hikayat maupun cerpen. Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Penggunaan majas pada cerita rakyat/hikayat
Maka Si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak, Si Miskinlakibinidenganrupakainnyasepertidimamah anjing rupanya. Makaorang banyak itupunramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Hikayat Si Miskin
b. Penggunaan konjungsi
Baik cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak menceritakan urutan peristiwa atau kejadian. Untuk menceritakan urutan peristiwa atau alur tersebut keduanya menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan kejadian.
Perhatikan contoh penggunaan konjungsi pada penggalan hikayat berikut ini.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu mintaizinlahdiakepada istrinya.Sebelumdiapergi,berpesanlahdiapada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlahdenganduaekor unggasitu,hubaya-hubayajangantiada,karenafitnahdiduniaamat besar lagitajamdaripadasenjata. Hattabeberapalamaditinggalsuaminya,ada anakRajaAjam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu
melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura- puratidur. Hikayat Bayan Budiman Konjungsi “sebelum” yang bergaris bawah dalam penggalan hikayat di atas menunjukkan urutan waktu sedang konjungsi “lalu” menyatakan urutan kejadian. Penggunaan konjungsi yang tepat sangat penting untuk mengembangkan alur cerita.
Bandingkan dengan penggunaan konjungsi dalam penggalan cerpen berikut ini.
Melilit perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau perihnya, hingga seluruh pandangannya terasa buram. Leyla seperti melihat ribuan kunang-kunang berlesatan mengitari kepalanya. Selanjutnya Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kam- pong halamannya, perih yang mutnya, ia menyebut kunang-kunang itu sebagai sang maut. Sang maut yang selalu menguntitnya dan sewaktu-waktu siap mengantarnya menyusul almarhum suaminya. Menjemput Maut di Mogadishu karya Masdar Zaenal
Sumber: Koran Kompas Minggu, 1 Juli 2012
Konjungsi “ketika” dalam kutipan di atas menyatakan hubungan waktu, sedangkan konjungsi “selanjutnya” menyatakan urutan peristiwa.
7. Membandingkan Nilai dalam Teks Hikayat dengan Nilai Cerpen
Pada pembelajaran yang telah lalu kamu telah memahami bahwa banyak nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan masa kini. Sebagai karya sastra modernyangmengangkatnilai-nilaikehidupanmasa kini, dapat diduga bahwa banyak nilai dalam hikayat yang bersesuaian dengan nilai dalam hikayat.
Baca juga - Soal Berdebat Secara Santun
C. Rangkuman
- Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
- Karakteristik cerita rakyat meliputi kesaktian, kemustahilan, anonim, bertema istana, penyebarannya secara lisan, dan tradisional.
- Nilai-nilai cerita rakyat, meliputi nilai sosial, budaya, keagamaan/ religi, moral, estetika/ keindahan dan pendidikan/edukasi dan lain-lain.
- Gaya bahasa cerita rakyat menggunakan bahasa melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam cerita rakyatt adalah banyak menggunakan konjugsi pada setiap awal kalimat dan penggunakan kata arkais.
D. Penugasan Mandiri (optional)
Cermatilah kedua karya cerita rakyat dan cerpen!
Teks I cerita sejarah Malim Demam
Dikisahkan dahulu hiduplah seorang yatim piatu bernama Malim Demam. Demi bertahan hidup sehari-hari dirinya bekerja di ladang milik pamannya. Tidak jauh dari ladang milik pamannya tersebut, tinggallah seorang janda bernama Mandeh Rubiah. Mandeh sangat baik pada Malim dan menggapnya sebagai anak sendiri.
Baca juga - Soal Analisis Isi Debat
Setiap malam, Mandeh mengirim perbekalan untuk Malim saat menjaga ladang di malam hari. Suatu malam, Malih merasa haus dan ingin meminta seteguk air pada Mandeh. Namun saat di perjalanan, dirinya malah menemukan kolam yang letaknya ada di belakang rumah Mandeh. Pada kolam tersebut, Malim melihat ada 7 bidadari sedang mandi.
Malim pun menemukan 7 selendang milik ketujuh bidadari yang tergeletak tak jauh dari tempat ia berdiri. Diam-diam Malim sengaja mengambil salah satu selendang tersebut lalu menyimpannya. Ternyata selendang tersebut merupakan milik putri bungsu. Putri itu sedih karena tidak bisa pulang ke asal tempatnya.
Malim menghibur putri tersebut dan mengajaknya tinggal dengan Mandeh Rubiah sampai diangkat anak oleh janda tersebut. Malim pun menjadi sering berkunjung ke kediaman Mandeh Rubiah. Keseringan bertemu akhirnya keduanya jatuh cinta dan menikah. Dari pernikahan itupun keduanya mempunyai anak bernama Sutan Duano. Namun, kehidupan pernikahan mereka tidak lama bahagia. Malim sering tidak pulang ke rumah dan gemar berjudi. Setiap malam, putri bungsu menangis dan sedih meratapi kelakuan suaminya. Suatu ketika dia menemukan selendangnya saat berbenah. Ia pun menyuruh seseorang untuk pergi mencari suaminya dengan membawa selendang tersebut.
Namun Malih tetap tak mau pulang. Putri bungsu pun nekat ke khayangan bersama putranya. Suatu hari Malim pulang dengan rasa sesal karena tidak menemukan anak istrinya di rumah.
Teks II cerpen Perasaan Seorang Ibu Karya Shinta Yunita Ramawati
Jam dinding rumahku menunjukkan pukul 19.00 WIB. Setelah shalat berjamaah, kami sekeluarga pun makan malam bersama. Ada ayah, ibu dan aku. Memang benar aku adalah anak tunggal. Sebelum kami menghabiskan makan malam, ibu berkata jika ibu akan menginap di rumah nenek selama 2 hari untuk merawat nenek yang sedang sakit.
“Berhubung kalian sedang libur semester, Ibu akan menginap 2 hari, jadi jaga rumah baik baik. Jangan pesan makanan dari luar, ibu sudah membuatkan makanan untuk 2 hari. Ibu taruh makanannya di kulkas, jika ingin memakannya tinggal menghangatkannya saja. Jaga kebersihan rumah ya, Jangan sampai berantakan.” kata ibu panjang lebar.
“Siap bu” kataku “Ya bu” kata ayah Keesokan harinya, ibu bersiap-siap. Kami membantu menyiapkan barang-barang ibu. Tak lama kemudian taksi yang dipesan ibu untuk mengantar ibu ke rumah nenek sudah siap di depan rumah. Kami mengantar ibu ke depan rumah. Sebelum masuk ke mobil, ibu berpesan “jaga kondisi rumah ya, kondisi rumah harus sama seperti kondisi sebelum ibu pergi. Oh ya makanan yang di kulkas harus dihabiskan!” kemudian ibu langsung masuk mobil.
Baca juga - Soal Keteladanan Tokoh dalam Teks Biografi
Kami berdua melambai ke arah ibu. “Hati-hati Bu” kataku
Setelah taksi ibu sudah tidak terlihat lagi, kami berdua langsung masuk ke rumah. Kemudian kami langsung bersenang-senang di rumah. Ayah langsung menyalakan musik sekeras-kerasnya. Aku yang tidak mau kalah langsung menyalakan TV dan membesarkan volumenya sekeras-kerasnya. Sambil melihat TV aku memakan camilan sebanyak banyaknya. Aku pun tertidur di sofa.
Tak terasa hari sudah sore. Aku baru saja bangun dari tidur dan melihat rumah yang sangat berantakan. Bungkus-bungkus camilan berserakan di lantai. Karpet-karpet berantakan dan banyak jajan yang tercecer di lantai. aku menghiraukannya, toh masih ada hari besok untuk membersihkannya. aku pun langsung mandi dan pergi ke kamarku. Jam menunjukkan waktu makan malam. Kami tidak memakan makanan buatan ibu, bahkan ayah pesan ayam goreng dari McDonals.
Keesokan harinya kami bangun kesiangan. Mengingat malam nanti ibu pulang, ayah langsung menghangatkan semua makanan yang ada di kulkas untuk menu sarapan dan makan siang hari ini. Aku yang ingin menonton TV tidak bisa, ternyata hari ini ada pemadaman listrik. Mendengar hal itu kami berdua langsung bingung dan sedih. Rumah beratakan dan tidak bisa menggunakan vacum cleaner. Setelah sarapan, kami semua bekerja bakti dari pagi sampai sore. Akhirnya semua dapat terselesaikan dengan baik. Kondisi rumah kembali bersih seperti semula.
Baca juga - Soal Mendalami Puisi
Setelah itu kami bersiap-siap menunggu kedatangan ibu. Tak lama kemudian ibu sudah sampai di depan rumah. Kemudian ibu masuk ke rumah dan melihat kondisi rumah sedetail-detailnya. lalu melihat kulkas. Semua kondisi rumah sangat bersih tak meninggalkan satu noda pun dan makanan ibu juga telah habis tanpa sisa. Kami semua tersenyum menunggu komentar ibu. Tak disangka ibu langsung masuk ke kamar dan ekspresi ibu berubah menjadi sedih. Kami berdua bingung.
Keesokan harinya ibu juga masih sedih. Aku sangat bingung. Lalu aku pergi ke rumah sahabatku bernama ana yang menurutku pintar dalam hal perasaan. Aku menceritakan semua yang terjadi kepada ana.
“Mengapa ibuku menjadi sedih padahal semua yang kami lakukan sesuai dengan permintannya?” tanyaku heran.
Lalu dia tersenyum dan berkata “kamu melakukannya dengan bagus. Bahkan kalian melakukannya lebih dari bagus”
“Maksudnya?” tanyaku masih belum mengerti.
“Maksudnya, kamu dan ayahmu itu melakukan pekerjaan rumah dengan sempurna walaupun tanpa ibumu. Sehingga ibumu sedih dan merasa sudah tidak dibutuhkan lagi”
Mendengar hal itu aku menjadi sedih dan langsung berlari pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung mengacak-ngacak kamarku dan lemariku dan bertanya kepada ibu “bu tolong carikan baju batikku di lemari”. Lalu ibu langsung masuk ke kamarku dan lansung berkata “ya ampun ali, berantakan sekali kamarmu. Ini dia baju batikmu. Cari baju batik saja kok gak ketemu. Bagaimana kamu bisa hidup tanpa ibu” Kata ibu.
Kulihat wajah ibu yang mengomel sekaligus kerut wajah ibu yang terlihat bahagia. Melihat hal itu, aku pun bahagia serta mengerti perasaan sebenarnya dari seorang ibu.
Baca juga - Soal Analisis Unsur Pembangunan PuisiSetelah membaca cerita rakyat berjudul Malim Demam dan cerpen berjudul Perasaan Seorang Ibu karya Shinta Yunita Ramawati, bandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat dan cerpen tersebut! Gunakan format di bawah ini untuk menjawabnya.
E. Latihan Soal
Cermatilah kutipan dua teks berikut!
Kutipan hikayat
Kutipan cerpen
PadasuatuhariKhojanMaimuntertarikakanperniagaandilaut,lalu mintaizinlahdiakepada istrinya.Sebelumdiapergi,berpesanlahdiapada istrinyaitu,jikaadabarangsuatupekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggasitu,hubaya-hubayajangantiada, karenafitnah di dunia amatbesar lagitajamdaripadasenjata. Hattabeberapalamaditinggalsuaminya, ada anak RajaAjamberkudalalumelihatnyarupaBibiZainabyangterlaluelok. Berkencanlahmereka untukbertemumelaluiseorangperempuantua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura- puratidur.Hikayat Bayan Budiman
Kutipan cerpen
Kejelian Darko dalam meramal semakin diyakini orang- orang kampung. Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami gerak musim-musim. Pak Lurah pun merasa terusik mendengar kabar yang dariharikeharisemakinmeluap itu.Iasebelumnyamemangbelumpernah merasakan pijatan Darko. Ia lebih memilih pijat ke kampung sebelah yang bersertifikat, menurutnya lebih pantas dipercayai.Malam itu diam-diam Pak Lurah memanggil Darko ke rumahnya. Seusai dipijat, dengan suara penuh wibawa ia meminta diramalkannya nomer togel yang akan keluar besok malam. Seperti biasa, Darko hanya menggeleng sambil tersenyum. Namun Pak Lurah terus mendesak, bahkan sedikit memohon. Darko diam beberapa jenak. Kemudian, dengan sangat terang dia pun menyebutkan angka sejumlah empat kali diikuti gerak jari- jari tangannya. Kali ini Pak Lurah yang tersenyum, gembira melintasi raut mukanya.
Baca juga - Soal Analisis Buku Fiksi dan Nonfiksi
Berdasarkan kutipan di atas bandingkan dua kutipan cerita rakyat dan cerpen tersebut!
Kunci jawaban pembelajaran 1
F. Penilaian Diri
Setelah kalian belajar kegiatan belajar 1 berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Isilah dengan mencentang (V) pada refleksi diri terhadap pemahaman materi pada tabel berikut!
Jika kalian menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan tersebut, maka pelajarilah kembali materi dalam modul, ulang kegiatan pembelajarannya, apabila diperlukan silakan kalian menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan pembimbingan. Jangan putus asa untuk mengulang lagi! Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Setelah kalian menuliskan penguasaan terhadap materi membandinhkan penggunaan bahasa dan nilai-nilai yang ada pada cerita rakyat dengan cerita pendek, kemudian lanjutkan kegiatan berikutnya yaitu mengembangkan cerita rakyat dalam bentuk cerpen.
Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Perbandingan Cerita Rakyat dan Cerpen Mapel Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!!
Perbandingan Cerita Rakyat dan Cerpen File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh www.bospedia.com
Baca juga yang sejenis
Pencarian yang paling banyak dicari
- nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam cerita rakyat dan cerpen?
- bagaimana perbedaan bahasa dalam hikayat dan cerpen
- persamaan cerpen dan hikayat
- perbedaan alur hikayat dan cerpen
- perbedaan nilai hikayat dan cerpen
- perbedaan hikayat dan cerpen brainly
- perbedaan hikayat dan cerita rakyat
- jelaskan apa itu kata arkais dalam teks cerita rakyat dan sebutkan contohnya!
- pdf, 2018,2019,2020,2021,2022
Post a Comment