Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini, kalian diharapkan dapat menganalisis kebahasaan kritik sastra dan esai dengan kritis dan semangat agar dapat merancang teks kritik sastra dan esai yang kreatif, inovatif, serta benar.
B. Uraian Materi
Kalian pasti sudah mengerti kan sistematika teks kritik sastra dan esai? Teks kritik sastra dan esai bersistematika pernyataan pendapat, argumentasi, penegasan ulang. Pada topik ini kita akan menganalisis kebahasaan teks kritik sastra dan esai yang sangat diperlukan untuk merancang teks kritik sastra dan esai.
Berikut adalah uraian beberapa kaidah kebahasaan yang kita temukan dalam teks kritik sastra dan esai.
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif.
Contoh:
a) Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca) mesti memulainya tanpa prasangka dan menghindar dari jejalan pikiran yang berpretensi pada sejumlah horison harapan. Bukankah banyak pula novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya dibangun melalui narasi yang lambat?
b) Rangkaian kalimat panjang yang melelahkan itu, diolah dalam kemasan yang lain sebagai alat untuk membangun peristiwa. Wujudlah rangkai peristiwa dalam kalimat-kalimat yang tidak menjalar jauh berkepanjangan ke sana ke mari, tetapi cukup dengan penghadiran dua sampai empat peristiwa berikut berbagai macam latarnya.
2. Menggunakan pernyataan yang menyatakan fakta untuk mendukung atau membuktikan kebenaran argumentasi penulis/penuturnya. Mungkin pula diperkuat oleh pendapat ahli yang dikutipnya ataupun pernyataan-pernyataan pendukung lainnya yang bersifat menguatkan.
3. Menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari.
Contoh :
Pemanfaatan –atau lebih tepat eksplorasi–setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Eka seperti hendak menunjukkan dirinya sebagai ”eksperimental” yang sukses bukan lantaran faktor kebetulan. Ada kesungguhan yang luar biasa dalam menata setiap peristiwa dan kemudian mengelindankannya menjadi struktur cerita. Di balik itu, tampak pula adanya semacam kekhawatiran untuk tidak melakukan kelalaian yang tidak perlu.
4. Menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang dibahasnya. Topik contoh teks kritik adalah novel, dan istilah-istilah yang digunakan juga berkaitan dengan novel, misalnya narator, antologi, eksplorasi, eksperimen, mitos, biografi , dan alur. Topik pada teks esai adalah film, terutama film ”Batman”. Istilah-istilah film yang digunakan antara lain orisinalitas, trilog Nolan, planetary, remote control, alegori, dan candide.
5. Menggunakan kata kerja mental.
Hal ini terkait dengan karakteristik teks eksposisi yang bersifat argumentatif dan bertujuan mengemukakan sejumlah pendapat. Kata kerja yang dimaksud, antara lain, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan, menegaskan, dan menentukan.
Contoh:
- Sebuah novel yang juga masih memendam semangat eksperimen.
- Dengan hanya mengandalkan sebuah alinea dan 21 kalimat, Eka bercerita tentang sebuah tragedi pembantaian yang terjadi di negeri antah-berantah (Halimunda).
- Kadang kala muncul di sana-sini pola kalimat yang mengingatkan kita pada style penulis Melayu Tionghoa.
- Tiap kali kita memang bisa mengidentifi kasinya dari sebuah topeng kelelawar yang itu-itu juga.
- Sebab itu Batman bisa bercerita tentang asal mula, tapi asal mula dalam posisinya yang bisa diabaikan: wujud yang pertama tak menentukan sah atau tidaknya wujud yang kedua dan terakhir.
- Yang ada adalah simulacrum–yang masing-masing justru menegaskan yang– beda dan yang–banyak dari dan ke dalam dirinya, dan tiap aktualisasi punya harkat yang singular, tak bisa dibandingkan.
Teks kritik sastra dan esai juga memiliki karakter khas yaitu gaya bahasa berupa pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisannya merupakan hal yang berkaitan erat dengan penulis kritik sastra dan esai secara pribadi. Setiap penulis kritik sastra dan esai, memiliki gaya bahasa yang khas yang membedakannya dengan penulis kritik sastra dan esai yang lain. Sebagai contoh, esai yang ditulis Gunawan Muhammad pasti berbeda dengan gaya bahasa esai yang ditulis oleh A.S. Laksana, Bakdi Sumanto, dan Umar Kayam. Bahkan bagi penikmat esai, ketika membaca satu paragraf teks esai tanpa nama penulisnya, ia akan dapat menebak siapa penulisnya.
C. Rangkuman
Kita dapat menganalisis kebahasaan teks kritik sastra dan esai dengan cara memahami ciri kebahasaan teks kritik sastra dan esai. Ciri kebahasaan tersebut adalah penggunaan pernyataan-pernyataan persuasif, penggunaan pernyataan yang menyatakan fakta, penggunaan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari, penggunaan istilah teknis yang berkaitan dengan topik yang dibahasnya, dan penggunaan kata kerja mental.
D. Latihan Soal
Menimbang Ayat-Ayat Cinta
(1) Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Ini karena dalam karya sastra seharusnya terdapat ajaran moral, sosial sekaligus ketepatan dalam pengungkapan karya sastra.
(2) Begitu pula yang ingin disampaikan oleh Habiburrachman El Shirazy dalam novelnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Novel yang kemudian menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik-konflik yang disusun dengan apik oleh penulisnya.
(3) Novel ini mengisahkan perjalanan cinta antara 2 anak manusia, Fahri sebagai pelajar Indonesia yang belajar di Mesir, dan Aisha, seorang gadis Turki. Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat novel ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan wanita. Banyak cinta lain yang masih bisa digambarkan, seperti cinta pada sahabat, kekasih hidup, dan tentu saja pada cinta sejati, Allah Swt. Perjalanan cinta yang tidak biasa digambarkan oleh Habiburrachman.
(4) Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh pembaca pada setiap bagiannya. Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah. Ya, katakan saja paragraf yang sarat dengan amanah. Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui. Gaya penulis untuk mengungkapkan setiap pesan justru menyadarkan kita bahwa sedikit sekali yang baru kita ketahui tentang Islam.
Latar yang Dilukis Sempurna
(5) Hal lain yang pantas untuk diunggulkan dalam novel ini adalah kemampuan Habiburrachman untuk melukiskan latar dari tiap peristiwa, baik itu tempat kejadian, waktu, maupun suasananya. Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap lekuk bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung sehingga seakanakan mengajak pembaca untuk berwisata dan menikmati suasana Mesir di Timur Tengah lewat karya tulisannya.
(6) Bukan hal yang aneh kemudian ketika memang ’Kang Abik’, begitu penulis sering dipanggil, mampu untuk menggambarkan latar yang bisa dikatakan sempurna itu. Ia memang beberapa tahun hidup di Mesir karena tuntutan belajar. Akan tetapi, tidak menjadi mudah juga untuk mengungkapkan setiap tempat yang dijadikan latar. Bahkan oleh orang Mesir sendiri memang tidak memiliki sarana bahasa yang tepat untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan.
(7) Alur cerita juga dirangkai dengan begitu baik. Meskipun banyak menggunakan alur maju, cerita berjalan tidak monoton. Banyak peristiwa yang tidak terduga menjadi kejutan. Konfl ik yang dibangun juga membuat novel ini layak menjadi novel kebangkitan bagi sastra islami setelah merebaknya novel-novel teenlit. Banyak kejutan, banyak inspirasi yang kemudian bisa hadir dalam benak pembaca. Bahkan bisa menjadi semacam media perenungan atas berbagai masalah kehidupan.
Karakter Tokoh yang Terlalu Sempurna
(8) Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin menggambarkan sosok manusia yang benarbenar mencitrakan Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya. Hal yang menjadi janggal jika sosok yang digambarkan begitu sempurna sehingga sulit atau bahkan tidak ditemukan kesalahan sedikit pun padanya.
(9) Jika dibandingkan dengan karya sastra lama milik Tulis Sutan Sati, mungkin akan ditemukan kesamaan dengan karakter tokoh Midun dalam Roman Sengsara Membawa Nikmat yang berpasangan dengan Halimah sebagai tokoh wanitanya. Dalam roman tersebut, Midun juga digambarkan sebagai sosok pemuda yang sempurna dengan segala bentuk fi sik dan kebaikan hatinya. Hanya saja, di sini penggambarannya tidak menggunakan bahasa-bahasa yang langsung menunjukkan kesempurnaan tersebut sehingga tidak terlalu kentara. Ini di luar bahasa karya sastra lama yang cenderung suka melebih-lebihkan (hiperbola). Perbedaan yang lain adalah tidak banyak digunakannya istilah-istilah islami dalam roman tersebut daripada novel Ayat-ayat Cinta.
(10) Pembaca yang merasakan hal ini pasti akan bertanya-tanya, adakah sosok yang memang bisa sesempurna tokoh Fahri tersebut. Meskipun penggambaran karakter tokoh diserahkan sepenuhnya pada diri penulis, tetapi akan lebih baik jika karakter tokoh yang dimunculkan tetap memiliki keseimbangan. Dalam arti, jika tokoh yang dimunculkan memang berkarakter baik, maka paling tidak ada sisi lain yang dimunculkan. Akan tetapi, tentu saja dengan porsi yang lebih kecil atau bisa diminimalisasikan. Jangan sampai karakter ini dihilangkan karena pada kenyataannya tidak ada sosok yang sempurna, selain Rasulullah.
Sumber:http://esaisastrakita.blogspot.com
1. Bacalah teks “Menimbang Ayat-ayat Cinta” di atas dengan saksama!
Kemudian, analisislah kaidah kebahasaannya dengan menggunakan tabel berikut ini!
No.
|
Kaidah Kebahasaan
|
Kutipan
|
1.
|
Banyak menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif.
|
|
2.
|
Penggunaan pernyataan atau ungkapan yang bersifat
menilai atau mengomentari.
|
|
3.
|
Penggunaan istilah teknis.
|
|
4.
|
Penggunaan kata kerja mental.
|
|
2. Carilah buku novel/buku kumpulan cerpen/buku kumpulan puisi di perpustakaan atau di rak buku kalian, kemudian buatlah sebuah teks kritik sastra dari buku tersebut dengan memperhatikan langkah-langkah berikut ini
- Datalah identitas karya (novel/kumpulan cerpen/kumpulan puisi) tersebut!
- Buatlah deskripsi (sinopsis) singkat karya tersebut!
- Datalah kelebihan dan kelemahan karya tersebut!
- Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang telah kamu data, buatlah teks kritik sastra sederhana minimal 200 kata dengan sistematika teks kritik sastra yang sudah dipelajari! \
3. Buatlah sebuah teks esai dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini!
- Amatilah fenomena yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu, dari koran, majalah, televisi, atau internet tentang masalah yang sedang aktual!
- Tentukanlah satu bagian saja dari fenomena tersebut yang menarik perhatianmu! Pastikan kamu memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut.
- Buatlah pernyataan pribadimu terhadap hal yang kamu pilih tersebut!
- Siapkan argumen untuk mendukung pernyataan pribadimu!
- Tulislah sebuah esai berdasarkan hal yang kamu pilih dan argumentasi yang sudah kamu siapkan.
Gunakanlah gaya bahasamu yang berbeda dengan gaya bahasa orang lain. Jangan terpengaruh dengan gaya bahasa orang lain!
Kunci Jawaban dan Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 2
No.
|
Kaidah
Kebahasaan
|
Kutipan
|
1.
|
Banyak menggunakan
pernyataan-pernyataan persuasif.
|
Bahkan,
hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah.
Ya, katakan saja paragraf yang sarat dengan amanah.
Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian membuat
novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena penulis tetap menggunakan
kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui.
Gaya penulis untuk mengungkapkan setiap pesan justru
menyadarkan kita bahwa sedikit sekali yang baru kita ketahui tentang Islam.
|
2.
|
Penggunaan
pernyataan atau ungkapan yang
bersifat menilai atau mengomentari.
|
Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini
adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam
novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin menggambarkan sosok
manusia yang benar-benar mencitrakan Islam dengan segala kebaikan dan
kelembutan hatinya. Hal yang menjadi janggal jika sosok yang digambarkan
begitu sempurna sehingga sulit atau bahkan tidak ditemukan kesalahan sedikit
pun padanya.
|
3.
|
Penggunaan istilah teknis.
|
Konflik
Latar
Alur
Monoton
Media
Karakter
Sosok
Hiperbola
Roman
|
4.
|
Penggunaan kata
kerja mental.
|
Merasakan
Memiliki
Membosankan
Mengungkapkan
Menyadarkan
Mendukung
Mengajak
|
2. Jawaban disesuaikan dengan kreativitas peserta didik dalam membuat sebuah teks kritik sastra.
3. Jawaban disesuaikan dengan kreativitas peserta didik dalam membuat sebuah teks kritik sastra
E. Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 2, berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi modul ini, dan Isilah tabel refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut dan (Centanglah).
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Apakah
kalian telah memahami unsur kebahasaan teks kritik sastra dan esai?
|
|
|
2.
|
Apakah kalian telah
memahami penggunaan pernyataan-
pernyataan
persuasif yang terdapat dalam teks kritik sastra dan esai?
|
|
|
3.
|
Apakah
kalian telah memahami penggunaan pernyataan yang menyatakan fakta yang
terdapat dalam teks kritik sastra dan esai?
|
|
|
4.
|
Apakah kalian telah
memahami penggunaan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau
mengomentari yang terdapat dalam teks kritik sastra dan esai?
|
|
|
5.
|
Apakah kalian telah
memahami penggunaan istilah teknis yang berkaitan dengan topik pembahasannya
yang terdapat dalam teks kritik sastra dan esai?
|
|
|
6.
|
Apakah
kalian telah memahami penggunaan kata kerja mental yang terdapat dalam teks
kritik sastra dan esai?
|
|
|
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, Pelajarilah kembali materi tersebut dan pelajari ulang kegiatan belajar 2, yang sekiranya perlu kalian ulang. Tetaplah semangat dan bahagia! Apabila kalian menjawab “YA”, kalian dapat melanjutkan pemahaman kalian dengan mengerjakan evaluasi.
Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya
Materi Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai Mapel Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!!
Pencarian yang paling banyak dicari- contoh kritik dan esai
- jenis kritik sastra dan esai
- perbedaan kritik dan esai
- ciri-ciri kritik dan esai
- contoh kritik sastra
- mengonstruksi kritik dan esai
- tujuan kritik dan esai
- persamaan kritik dan esai
- jenis kritik sastra dan esai
- contoh kritik sastra dan esai
- ciri-ciri kritik dan esai
- mengonstruksi kritik dan esai
- perbedaan kritik dan esai
- tujuan kritik dan esai
- persamaan kritik dan esai
- langkah-langkah menyusun kritik dan esai
- pdf, 2018,2019,2020,2021,2022
Post a Comment