Setelah membaca dan mencermati isi modul serta mengerjakan soal latihan, diharapkan kalian dapat mengidentifikasi nilai-nilai dalam buku pengayaan/nonfiksi yang kalian baca. Kegiatan ini hendaknya kalian lakukan dengan jujur, penuh rasa ingin tahu, bertanggung jawab, serta responsif.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Buku Pengayaan
Kalian bisa memilih buku nonfiksi yang akan kalian baca pada untuk memenuhi target konpetensi kalian dalam membaca buku.
|
Bambar Buku Nonfiksi |
Buku pengayaan adalah buku penunjang buku utama (buku teks) yang digunakan oleh siswa. Buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan kalian. Selain pengetahuan yang didapatkan dari buku teks. Buku pengayaan bisa dijadikan sebagai buku bacaan umum. Buku pengayaan yang baik adalah buku pengayaan yang betul-betul menunjang buku teks yang digunakan di sekolah. Kalian dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memperluas wawasan dengan sering membaca buku-buku pengayaan yang bermutu dan update sesuai dengan keadaan sekarang. Salah satu contoh adalah buku pengayaan yang di dalamnya berisi motivator atau biografi orang-orang sukses. Buku pengayaan seperti itu akan merangsang pemikiran dan pola pikirmu, sehingga mempunyai tekad untuk maju yang diawali belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Buku pengayaan ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu buku pengayaan untuk pengetahuan, keterampilan dan kepribadian.
2. Ciri-ciri Buku Pengayaan (Nonfiksi)
a. Ditulis Menggunakan Bahasa Formal
Ciri yang paling menonjol dari kategori menulis buku non fiksi terletak dari penyampaiannya. Dari segi penulisan buku non fiksi disampaikan menggunakan bahasa formal. Formal dalam hal ini tidak menggunakan bahasa tulis alai, tidak menggunakan tulisan yang macam-macam. Dari segi penulisan sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, misal buku motivasi dan buku referensi ada yang ditulis menggunakan bahasa yang lebih santai, tetap menggunakan bahasa yang pas, cara ini diperbolehkan.
Terkait penulisan buku nonfiksi, setiap penerbit memiliki kategori berbedabeda. Ada penerbit buku yang menerima buku yang menggunakan bahasa baku dan ide yang baru. Ada juga penerbit yang menerima buku nonfiksi yang mengunakan bahasa yang sesuai karakter penulis. Namun dari segi penyampaian tetap menggunakan ejaan yang baik dan benar. Jadi kembali lagi, tergantung dari masing-masing kebijakan penerbit.
b. Menggunakan Metode Penulisan Denotatif
Buku nonfiksi menggunakan bahasa denotatif. Maksud dari bahasa denotatif menggunakan makna sebenarnya. Jadi penulis menyampaikan apa yang ingin disampaikan secara lengkap, to the point dan tegas. Berbeda dengan kategori buku fiksi, pada buku fiksi penyampaian penulisan bisa menggunakan bahasa tidak sebenarnya dan pesan yang disampaikan pun tersamar.
Kenapa buku non fiksi menggunakan penulisan denotatif? Karena tujuan penulis memberikan informasi kembaca pembaca. Informasi yang tidak berbelit-belit. Tidak hanya memberikan informasi berbelit-belit, tetapi juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada pembaca.
c. Faktual/Fakta
Sifat dari isi pesan bersifat fakta dan faktual. Fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Isi buku yang disampaikan bersifat faktual sehingga pembaca langsung memperoleh manfaat dari informasi yang disampaikan. Kategori buku non fiksi ada banyak jenis, diantarannya ada jenis buku ajar, motivasi dan buku referensi. Dari beberapa jenis buku tersebut, kesemuanya memiliki karakteristik berbeda, dan memiliki satu esensi yang sama, yaitu buku imajinatif tanpa sumber.
d. Berbentuk Tulisan Ilmiah Popular
Ciri-ciri buku non fiksi juga dapat disampaikan dengan gaya penulisan ilmiah popular. Dengan kata lain, tulisan tidak melulu kaku dan itu-itu saja. Bagaimana bentuk tulisan ilmiah popular? Ketika kalian membaca artikel, skripsi, laporan, makalah, tesis adalah salah satu contoh tulisan ilmiah popular yang dapat Kalian pelajari secara mandiri. Dikatakan tulisan ilmiah popular karena disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan pasar dan data yang diambil berdasarkan dengan kajian, daftar pustaka dan sumber referensi yang diacu. Sumber referensi yang digunakan bukan berarti langsung diambil ditulis ulang begitu saja. Tetapi cukup dipahami dan disampaikan ulang menggunakan bahasa sendiri. Cara yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengkombinasi ide dari sumber referensi dengan ide yang kita miliki.
e. Menyajikan temuan baru atau penyempurnaan temuan yang sudah ada
Ciri-ciri buku non fiksi ditulis oleh sang penulis karena bertujuan untuk menyempurnakan ide dari penulis/ulasan naskah yang terlebih dahulu.Oleh sebab itu, bagi penulis yang menulis tema yang sama, dengan isi yang sama dengan bahasa yang berbeda sering ditolak oleh penerbit besar. Karena penerbit-penerbit besar akan mencari sesuatu yang menarik dan yang berbeda. Jadi, tulislah buku yang memiliki selling point lebih, agar naskah buku Kalian dilirik oleh penerbit. Pastikan, ide buku tersebut asli.
Itulah lima ciri-ciri buku non fiksi yang bisa dapat dijadikan sebagai penkalian. Pembeda paling tampak antara buku fiksi dan non fiksi dari tujuannya. Buku nonfiksi memiliki aturan sendiri agar tulisan bersifat baku dan memiliki ranah yang sangat luas. Buku nonfiksi berisi beberapa jenis buku yang didasarkan pada disiplin ilmu tertentu.
C. Rangkuman
1. Pengertian Buku Pengayaan (Nonfiksi)
Buku pengayaan adalah buku penunjang buku utama (buku teks) yang digunakan oleh siswa. Buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan kalian. Selain pengetahuan yang didapatkan dari buku teks.
2. Ciri-Ciri Buku Pengayaan (Nonfiksi)
a. Ditulis dengan bahasa fotmal
b. Ditulis dengan metode denotratif
c. Faktual/Fakta
d. Berbentuktulisanilmiahpopuyler
e. Menyajikan temuan baru atau penyempurnaan temuan yang sudah ada
3. Contoh Buku pengayaan (Nonfiksi) buku referensi yang ada di rumah, yang membantu kalian untuk memahami buku utama yang kalian baca, dapat juga berupa majalah.
D. Penugasan Mandiri
Anak-anak hebat, tentunya kalian telah memahami tujuan kalian belajar pada kegiatan kesatu ini. Tentunya kalian juga sudah materi yang ada pada bagian ini. Pastikan kalian telah menyiapkan satu buku pengayaan (nonfiksi) yang kalian akan baca. Setelah membaca buku nonfiksi secara keseluruhan, selanjutnya kerjakan tugas berikut!
1. Baca buku nonfiksi yang sudah kalian siapkan secara keseluruhan!
2. Tuliskan identitas buku!
3. Identifikasi nilai-nilai yang terdapat pada buku nonfiksi tersebut!
4. Isikan hasil identifikasi pada tabel beriku
Hasil Kegiatan
Identitas Buku
Judul Buku : _____________________________________________________________
Penulis : _____________________________________________________________
No. ISBN : _____________________________________________________________
Penerbit : ____________________________________________________________
Tahun Terbit : _____________________________________________________________
Jumlah Halaman : _____________________________________________________________
Jenis Cover : _____________________________________________________________
Kategori : _____________________________________________________________
Teks : _____________________________________________________________
Nilai-Nilai Buku
No.
|
Nilai-Nilai
|
Hal.
|
Kutipan Buku
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
E. Latihan Soal
Baca dan cermati rangkuman dan identifikasi nnilai-nilai dari buku nonfiksi berikut ini!
Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila!
Pengusaha sukses yang satu ini menjalani jalan hidup yang panjang dan berliku sebelum meraih sukses. Dia sempat menjadi sopir taksi hingga kuli bangunan yang hanya berpenghasilan Rp100,00. Gayanya yang sederhana.
Celana pendek memang dikenal menjadi ”pakaian dinas” Om Bob begitu dia biasa disapa dalam setiap aktivitasnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933, yang mempunyai nama asli Bambang Mustari Sadino, hampir tidak pernah melewatkan penampilan ini, baik ketika santai, mengisi seminar entrepreneur, maupun bertemu pejabat pemerintah seperti presiden. Aneh, tetapi itulah Bob Sadino.
Keanehan juga terlihat dari perjalanan hidupnya. Kemapanan yang diterimanya pernah dianggap sebagai hal yang membosankan dan harus ditinggalkan. Anak bungsu dari keluarga berkecukupan ini mungkin tidak akan menjadi seorang pengusaha yang menjadi inspirasi semua orang seperti sekarang, jika dulu ia tidak memilih untuk menjadi orang miskin.
Ketika orang tuanya meninggal, Bob yang kala itu berusia 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena semua saudara kandungnya kala itu sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belkalian dan menetap selama kurang lebih sembilan tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam, Belkalian, juga di Hamburg, Jerman. Di Eropa ini dia bertemu Soelami Soejoed yang kemudian menjadi istrinya.
Sebelumnya dia sempat bekerja di Unilever Indonesia. Namun, hidup dengan tanpa tantangan baginya merupakan hal yang membosankan. Ketika semua sudah pasti didapat dan sumbernya pun ada, ini menjadikannya tidak lagi menarik. ”Dengan besaran gaji waktu itu kerja di Eropa, ya enaklah kerja di sana. Siang kerja, malamnya pesta dan dansa. Begitu-begitu saja, terus menikmati hidup,” tulis Bob Sadino dalam bukunya Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila.
Pada 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Kala itu dia membawa serta dua mobil Mercedes miliknya. Satu mobil dijual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Satu mobil Mercedes yang tersisa. Tak lama setelah itu Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Gajinya ketika itu hanya sebesar Rp100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Bob merasakan pahitnya menghadapi hidup tanpa memiliki uang. Untuk membeli beras saja dia kesulitan. Oleh karena itu, dia memilih untuk tidak merokok. Jika dia membeli rokok, besok keluarganya tidak akan mampu membeli beras. ”Kalau kamu masih merokok malam ini, besok kita tidak bisa membeli beras,” ucap istrinya memperingati.
Keadaan tersebut ternyata diketahui teman-temannya di Eropa. Mereka prihatin. Bob yang dulu hidup mapan dalam menikmati hidup harus terpuruk dalam kemiskinan. Keprihatinan juga datang dari saudara-saudaranya. Mereka menawarkan berbagai bantuan agar Bob bisa keluar dari keadaan tersebut. Namun, Bob menolaknya.
Bob pun sempat depresi, tetapi bukan berarti harus menyerah. Baginya, kondisi tersebut adalah tantangan yang harus dihadapi. Menyerah berarti sebuah kegagalan. ”Mungkin waktu itu saya anggap tantangan. Ternyata ketika saya tidak punya uang dan saya punya keluarga, saya bisa merasakan kekuatan sebagai orang miskin. Itu tantangan, powerfull. Seperti magma yang sedang bergejolak di dalam gunung berapi,” papar Bob.
Jalan terang mulai terbuka ketika seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya menjual telur beberapa kilogram. Akhirnya, dia tertarik mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telurtelurnya dari pintu ke pintu. Padahal saat itu telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli ekspatriatekspatriat yang tinggal di daerah Kemang.
Ketika bisnis telur ayam terus berkembang Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Kini Bob mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging). Bob juga kini memiliki usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses. Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarket miliknya, Kem Chick. Daerah Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino.
”Kalau saja saya terima bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Kalian. Mungkin saja Kem Chick tidak akan pernah ada,” ujarnya.
Pengalaman hidup Bob yang panjang dan berliku menjadikan dirinya sebagai salah satu ikon entrepreneur Indonesia. Kemauan keras, tidak takut risiko, dan berani menjadi miskin merupakan hal-hal yang tidak dipisahkan dari resepnya dalam menjalani tantangan hidup. Menjadi seorang entrepreneur menurutnya harus bersentuhan langsung dengan realitas, tidak hanya berteori. Karena itu, menurutnya, menjadi sarjana saja tidak cukup untuk melakukan berbagai hal karena dunia akademik tanpa praktik hanya membuat orang menjadi sekadar tahu dan belum beranjak pada taraf bisa. ”Kita punya ratusan ribu sarjana yang menghidupi dirinya sendiri saja tidak mampu, apalagi menghidupi orang lain,” jelas Bob.
Bob membuat rumusan kesuksesan dengan membagi dalam empat hal yaitu tahu, bisa, terampil, dan ahli. ”Tahu” merupakan hal yang ada di dunia kampus, di sana banyak diajarkan berbagai hal, tetapi tidak menjamin mereka bisa. ”Bisa” ada di dalam masyarakat. Mereka bisa melakukan sesuatu ketika terbiasa dengan mencoba berbagai hal walaupun awalnya tidak bisa sama sekali. ”Terampil” adalah perpaduan keduanya. Dalam hal ini orang bisa melakukan hal dengan kesalahan yang sangat sedikit. Sementara itu, ”ahli” menurut Bob tidak jauh berbeda dengan terampil. Namun, predikat ”ahli” harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, tidak hanya klaim pribadi.
Sumber: www.reportase5.com
Kunci Jawaban Latihan Soal Identitas Buku:
No
|
Nilai
|
|
Kutipan Buku
|
1
|
Nilai
Ekonomi
|
1.
|
Anak bungsu dari keluarga berkecukupan ini
mungkin tidak akan menjadi seorang pengusaha yang menjadi inspirasi semua
orang seperti sekarang, jika dulu ia tidak memilih untuk menjadi orang
miskin.
|
|
|
2.
|
Tak lama setelah itu
Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Gajinya ketika itu hanya sebesar
Rp100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
|
|
|
3.
|
Ketika bisnis telur
ayam terus berkembang Bob melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam.
Kini Bob mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging)
|
2
|
Nilai Moral
|
1.
|
Ternyata ketika saya tidak punya uang dan
saya punya keluarga, saya bisa merasakan kekuatan sebagai orang miskin. Itu
tantangan, powerfull. Seperti magma yang sedang bergejolak di dalam gunung
berapi,” papar Bob.
|
|
|
2.
|
Mereka menawarkan
berbagai bantuan agar Bob bisa keluar dari keadaan tersebut. Namun, Bob
menolaknya.
|
3
|
Nilai
Kemanusiaan
|
1.
|
”Kalau saja saya terima
bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti
ini kepada Kalian. Mungkin saja Kem Chick tidak akan pernah ada,” ujarnya.
|
|
|
2.
|
Bob pun sempat depresi,
tetapi bukan berarti harus menyerah. Baginya, kondisi tersebut adalah
tantangan yang harus dihadapi. Menyerah berarti sebuah kegagalan.
|
4
|
Nilai
Pendidikan
|
1.
|
Bob membuat rumusan
kesuksesan dengan membagi dalam empat hal yaitu tahu, bisa, terampil, dan
ahli. ”Tahu” merupakan hal yang ada di dunia kampus, di sana banyak diajarkan
berbagai hal, tetapi tidak menjamin mereka bisa.
|
|
|
2.
|
”Terampil” adalah
perpaduan keduanya. Dalam hal ini orang bisa melakukan hal dengan kesalahan
yang sangat sedikit. Sementara itu, ”ahli” menurut Bob tidak jauh berbeda
dengan terampil. Namun, predikat ”ahli” harus mendapatkan pengakuan dari
orang lain, tidak hanya klaim pribadi.
|
F. Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi modul ini, dan isilah tabel refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut dan (Centanglah).
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Apakah kalian telah
memahami nilai-nilai dalam buku pengayaan (nonfiksi)?
|
|
|
2.
|
Apakah kalian telah
memahami nilai-nilai dalam buku pengayaan (nonfiksi)?
|
|
|
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, Pelajarilah kembali materi tersebut dan pelajari ulang kegiatan belajar 1 yang sekiranya perlu kalian ulang. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!. Apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan ke Kegiatan Pembelajaran 2. Tetap semangat dan bahagia ya!
ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!!
Post a Comment