Materi Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu Mapel PJOK kelas 12 SMA/MA - Halo adik adik dimana saja berada, salam olahraga!!. Oiya pada kesempatan ini kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas XII SMA/MA tentang Materi Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu yang sudah dilengkapi dengan latihan soal serta pembahasan. Semoga bermnafaat yah.
Materi Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu Mapel PJOK kelas 12 SMA/MA |
Materi ini membahas tentang analisis ketrampilan 2 gaya renang untuk penyelamatan di air yaitu gaya dada dan gaya bebas, dimana kedua gaya ini lebih umum digunakan dalam upaya penyelamatan diri. Selain itu modul ini juga akan menjabarkan tentang tindakan pertolongan kegawatdaruratan di air dengan menggunakan alat bantu, identifikasi teknik dan peralatan yang digunakan untuk tindakan penyelamatan di air, gerakan kaki, ayunan lengan, cara pengambilan napas renang gaya dada maupun gaya bebas., termasuk manfaat renang terhadap kesehatan dan otot-otot yang dominan dipergunakan dalam renang gaya dada maupun gaya bebas serta sikap apa yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
Baca juga - Soal Renang
Baca juga - Soal Penyakit Menular Seksual
Baca juga - Soal Permainan Bola Kecil
Baca juga - Soal Atletik
Baca juga - Soal Kebugaran Jasmani
Baca juga - Soal Senam Ketangkasan
Baca juga - Soal Aktivitas Gerak Berirama
Isitilah
- Back stroke saving action : Suatu aksi penyelamatan korban tenggelam dengan cara berenang terlentang menggunakan kaki gaya dada.
- Boost : Istilah yang digunakan untuk suatu gerakan yang dilakukan oleh perenang saat mereka muncul ke permukaan air dengan gerakan yang sangat cepat.
- Breast Stroke : Tangan digerakkan melingkar dari depan ke belakang, kemudian kaki ditekuk dan dihentakkan lurus.
- Cardiopulmonary resuctitation/CPR : Merupakan teknik penyelamatan hidup dalam keadaan darurat, saat korban tidak bernafas atau detak jantungnya terhenti
- Crawl Stroke : Gerakan kaki ke atas / bawah dalam posisi lurus. Sedangkan tangan bergerak dari depan ke belakang, kemudian diangkat di permukaan air secara bergantian.
- Daya tahan : Kemampuan bertahan terhadap segala pengaruh dari luar yang dapat merugikan
- Gaya Samping : Berasal dari perkembangan gaya dada.
- Kekuatan : Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan.
- Kicking Board : Papan latihan yang digunakan dalam pengenalan air dalam renang
- Kram : Kejang otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit.
- Resusitasi Jantung Paru : Tindakan pijat jantung dan pemberian nafas buatan.
- RJP : Resusitasi Jantung Paru
A. Tujuan Pembelajaran
Baca juga - Soal Renang
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
- Memiliki kesadaran tentang arti penting gerak tubuh sebagai wujud penghayatan dan pengamalan ajaran agamanya.
- Menunjukkan perilaku bertanggung jawab terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran .
- Menunjukkan perilaku santun dan toleransi selama melakukan ketrampilan Pertolongan Kegawatdaruratan di Air.
- Menganalisis dan mempraktikkan ketrampilan tindakan pertolongan kegawat daruratan di air dengan menggunakan alat bantu
B. Uraian Materi
1. Menganalisis Keterampilan Penyelamatan Kegawatdaruratan di Air
Keterampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan di air. Artinya jika siswa ingin mempelajari pertolongan di air, siswa wajib memahami terlebih dahulu keselamatan di air. Seorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar keselamatan di air. Meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan bagaimana mengatasinya, memahami teknik pertolongan. Mulai dari yang paling aman sampai yang beresiko tinggi. Berikut beberapa hal terkait kegawatdaruratan di air:
1.1 Kegawatdaruratan Korban Tenggelam
a. Pengertian tenggelam
Tenggelam adalah suatu istilah dari suatu keadaan yang disebabkan karena seseorang menghirup air atau cairan ke paru-paru sehingga menghambat/mencegah udara yang mengandung oksigen untuk sampai dan berhubungan dengan bagian depan permukaan alveolus di paru-paru, dimana bagian ini merupakan bagian penting yang berfungsi untuk pertukaran gas di paru-paru dan proses oksigenisasi darah.
b. Penyebab
Tenggelam terjadi disebabkan:
- Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
- Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
- Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
c. Klasifikasi Tenggelam
1) Berdasarkan Kondisi Paru-Paru korban
a) Typical Drawning
Yaitu keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam
b) Atypical Drawning
(1). Dry Drowning
Yaitu keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
(2). Immersion Syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin (suhu < 20°C).
(3). Submersion of the Unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya coronary atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air.
(4). Delayed Dead
Yaitu keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam.
Baca juga - Soal Penyakit Menular Seksual
c. Berdasarkan kondisi kejadian
1) Tenggelam
Yaitu suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya bagian epiglotis akan mengalami spasme yang mengakibatkan saluran nafas menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit.
2) Hampir Tenggelam
Yaitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan membatukkan air keluar.
1.2 Penatalaksanaan Korban Tenggelam
Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
a. Bantuan hidup dasar
Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal ABCD: Airway, Breathing, Circulation (Chest Compression) yaitu buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Jika ketiga langkah sudah dilakukan, periksa apakah korban mengalami defisit pada tubuhnya semisal memeriksa kesadaran korban. Langkah ini disebut memeriksa/Disability. Dalam pedoman yang baru, prioritas utama adalah Circulation baru setelah itu tatalaksana difokuskan pada Airway dan selanjutnya Breathing. Satu-satunya pengecualian adalah hanya untuk bayi baru lahir, karena penyebab tersering pada bayi baru lahir yang tidak sadarkan diri dan tidak bernafas adalah karena masalah jalan nafas.
b. membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan dokter.
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu sebelumnya dengan tahapan seperti ini (Look; yaitu melihat adanya pergerakan dada, Listen; yaitu mendengarkan suara napas, Feel; yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas), namun seiring dengan perkembangan sekarang tidak lagi. Alasannya: kunci utama menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah bertindak bukan menilai. Telepon ambulan segera saat kita melihat korban tidak sadar dan tidak bernafas dengan baik. Percayalah pada nyali Anda. Jika Anda mencoba menilai korban bernapas atau tidak dengan mendekatkan pipi anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja. Tapi tetap saja sang korban tidak bernafas dan tindakan look, listen dan feel ini hanya akan menghabiskan waktu. Namun, pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti dapat mengeluarkan cairan dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.
c. Bantuan hidup lanjut
Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau tabung oksigen.
1.3 Teknik menolong di air
Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya. Ketepatan yang didasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik seaman mungkin bagi penolong maupun korban.
a. Apa yang harus kita lakukan bila melihat kecelakaan di air ?
- Pastikan keselamatan anda terlebih dahulu. Abaikan orang lain jika anda sendiri sedang dalam posisi yang membahayakan diri anda.
- Pastikan keselamatan orang-orang di sekitar anda.
- Perhatikan potensi bahaya susulan yang mungkin bisa menimpa anda atau orang-orang di sekitar anda.
- Kenali karakteristik korban yang akan anda tolong.
- Lakukan pertolongan menggunakan teknik pertolongan yang paling aman dan efektif .
- Jika terdapat banyak korban, tolonglah yang terdekat dan termudah terlebih dahulu.
- Setelah korban di tepi, lakukan pertolongan sesuai dengan cidera yang terjadi.
- Selimuti korban untuk mencegah kedinginan/hypothermia.
- Segera bawa korban ke pelayanan medis terdekat. Penanganan lebih lanjut mungkin saja diperlukan.
b. Berikut di bawah ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman:
1) Raih
Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh yang tidak bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi. Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi air.
Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama.
2) Lempar
Jika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup panjang untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung (ringbuoy/ban pelampung, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali. Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam renang umum, maka gunakanlah ringbuoy (ban pelampung) yang ada di tepi kolam.
Sumber : http://id.wikihow.com
Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. Mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat.
Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia.
Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat.
3) Dayung
Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhatihatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.
Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban.
Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban.
4) Renang
Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Teknik : tentunya bagi yang sudah mahir berenang dan menguasai teknik menolong.
Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong
Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).
Sumber : www.pelajaran.co.id
1.4 Penanganan Kram
Salah satu cedera otot yang sangat sering terjadi ketika berenang adalah kram. Kram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat, tapi bila kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan dalam mencegah terjadinya panik. Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang, langsung berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang bagus, namun bila sedang berenang di open water (danau, sungai, laut) jelas ini bukan solusi yang baik.
a. Penyebab kram
Kram adalah kejang otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain :
- Otot yang kelelahan
- Penggunaan otot yang berlebihan
- Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui keringat
- Penumpukan asam laktat (hasil metabolisme di otot)
- Terganggunya oksigenisasi jaringan otot
- Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot
b. Pada perenang kram sering terjadi di :
- Otot tungkai bawah bagian belakang (otot betis)
- Otot punggung kaki : biasanya terjadi karena gerakan yang tidak sempurna saat renang menggunakan fin (sepatu katak)
- Otot tungkai atas (paha) bagian depan maupun belakang.
c. Penanganan kram.
Dalam olah raga renang, sering kita mengalami kejang otot atau yang sering kita sebut kram (cramp). Oleh sebab itu pengetahuan tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang, karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya. Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar. Peregangan otot yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya. Lakukan sampai nyeri hilang.
Baca juga - Soal Atletik
Contoh posisi penanganan :
1) Otot betis : luruskan lutut, tekan telapak kaki ke arah punggung kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis
Gambar 2.4. Penanganan kram pada otot betis |
Sumber : www.id.wikihow.com
d. Pencegahan kram
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai olahraga
- Tidur cukup
- Cukup minum sebelum, saat dan setelah olahraga, jika perlu yang mengandung elektrolit (misal. oralit)
2. Menganalisis Keterampilan Tindakan Penyelamatan Lanjutan di Darat
Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, termasuk di kolam renang. Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga siswa perlu siaga dan siap melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap korban. Itulah sebabnya pengetahuan tentang penyelamatan di air harus dipahami dengan baik.
2.1. Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor. Siswa harus dapat memahami beberapa hal yang dapat menyebabkan kecelakaan, sehingga siswa dapat bertindak lebih hati-hati. Beberapa kecelakaan dapat terjadi karena kurangnya keterampilan, pengetahuan, pengawasan, kehati-hatian, dan juga karena keadaan fisik yang kurang baik. Beberapa penyebab kecelakaan di air antara lain sebagai berikut.
- Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.
- Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
- Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
- Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
- Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai.
2.2. Cara-Cara Menghindari Kecelakaan
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam renang:
- Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
- Menggunakan peralatan berenang yang baik.
- Lakukan pemanasan yang cukup sebelum berenang.
- Menguasai salah satu teknik berenang atau minimal teknik mengapung di air.
- Melakukan sarapan atau makan minimal 2 jam sebelum latihan berenang.
- Lebih berhati-hati dalam berenang.
- Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.
2.3 Pertolongan resusitasi jantung paru dilakukan dengan tindakan penanganan sebagai berikiut:i
Baca juga - Soal Kebugaran Jasmani
- Memastikan ketidaksadaran, Periksa keadaan korban. Dengan menepuk atau menggoyangkan korban dengan pelan dan berteriaklah, “Apa kau baik-baik saja?” Setelah korban dipastikan tidak sadar, lakukan tindakan membuka jalan napas dan memeriksa pernapasan dan sirkulasi.
- Membuka jalan napas
- Sebagian besar masalah jalan napas disebabkan oleh lidah. Ketika kepala tertekuk ke depan, terutama ketika korban berbaring terlentang, lidah dapat menutupi jalan napas.
- Menentukan hilangnya pernapasan, Tentukan hilangnya pernapasan dengan metode melihatmendengarkan-merasakan. Tempatkan telinga Anda di samping hidung dan mulut korban dengan wajah menghadap dadanya. Lihat kenaikan dan penurunan dada. Dengarkan dan rasakan udara yang keluar dari mulut atau hidung. Lakukan pemeriksaan ini maksimal dalam waktu 10 detik. Korban yang bernapas dengan baik tidak memerlukan resusitasi.
- Bantuan pernapasan dikurangi.
- Alasan: Rescue breath adalah tindakan pemberian napas buatan sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas (setelah Look, Listen, and Feel). Hal ini dikurangi karena terbukti menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan pemberian kompresi dada.
- Pemeriksaan denyut nadi
- Setelah memberikan pernapasan bantuan, langkah selanjutnya adalah menentukan hilangnya denyut nadi. Taruh ujung jari telunjuk dan jari tengah siswa bersamaan ke sisi leher korban. Jika korban mempunyai denyut nadi namun tidak bernapas, lakukan bantuan pernapasan. Pada korban dewasa, dilakukan sebanyak 10 – 12 kali per menit (atau tiap 5 – 6 detik), bayi atau anak-anak sebanyak 12 – 20 kali per menit (tiap 3 – 5 detik) dan periksa nadi setiap 2 menit.
- Tindakan pijat jantung dan pemberian napas buatan.
- Jika korban tidak memiliki denyut nadi, mulai lakukan RJP yaitu dengan meletakkan tumit tangan di atas permukaan dinding dada. Tekanan berasal dari tubuh, dengan meluruskan tangan. Tekanan dilakukan ke arah jantung. Frekuensi yang dilakukan adalah 60 – 70 kali per menit. Kompresi harus disertai dengan napas buatan. Jika penolong dua orang, maka pijat dan pemberian napas buatan dilakukan dengan frekuensi 15 : 2. Pemijatan jantung luar ini harus juga diselingi pemeriksaan denyut nadi setiap dua menit. Pertolongan harus dihentikan jika kondisi penolong kelelahan atau ada petugas gawat darurat yang datang.
Baca juga - Soal Senam Ketangkasan
1) Kompresi dada lebih dalam lagi
- Pada RJP sebelumnya, ke dalaman kompresi dada adalah 1 ½ – 2 inchi (4 – 5 cm), namun sekarang kompresi dada dengan ke dalaman minimal 2 inchi (5 cm).
- Kompresi dada lebih cepat lagi.
- Sebelumnya tekan dada sekitar 100 kompresi/menit. Sekarang kompresi dada minimal 100 kompresi/menit. Pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.
- Kompresi dengan tangan
- Berikan hanya RJP dengan tangan (Hands Only CPR), karena berbuat sesuatu lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali.
- Pengaktivasian Emergency Response System (ERS) Pengaktivasian ERS seperti meminta pertolongan orang di sekitar, menelepon ambulans, ataupun menyuruh orang untuk memanggil bantuan tetap menjadi prioritas, akan tetapi sebelumnya terlebih dahulu lakukan pemeriksaan kesadaran dan ada tidaknya nafas (terlihat tidak ada nafas) secara simultan dan cepat.
- Jangan berhenti melakukan kompresi sampai korban batuk
- Setiap penghentian kompresi dada berarti menghentikan aliran darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada untuk menyalurkan darah kembali. Kita harus melakukan kompresi selama kita bisa atau sampai alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung korban. Jika sudah tiba waktunya untuk pernapasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera kembali melakukan kompresi dada. Prinsip Push Hard, Push Fast, Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption masih ditekankan disini.
- Bawa ke rumah sakit, tindakan medis lebih lanjut
2) Berikut tipsnya RJP:
- Telapak tangan ada dalam posisi datar di tengah dada korban. Selanjutnya dada dipompa dengan kedua tangan dalam posisi datar. Dada dipompa ke arah rongga sedalam 2 inchi, atau setara 100 detik per menit.
- Selanjutnya bantu korban bernafas melalui hembusan udara langsung ke mulut korban, hal ini bisa dilakukan sambil tetap menekan dada korban.
- Jangan melakukan CPR terus menerus karena otot akan kelelahan. Kekuatan memompa yang naik-turun akan menyebabkan CPR kurang efektif.
- Bila memungkinkan, CPR bisa dilakukan bergantian setelah 2 menit sampai bantuan datang. Cardiopulmonary resuctitation/CPR merupakan teknik penyelamatan hidup dalam keadaan darurat, saat korban tidak bernafas atau detak jantungnya terhenti. Kondisi ini biasa dialami korban tenggelam atau serangan jantung. CPR bisa kembali melancarkan aliran darah beroksigen, ke organ vital misalnya otak dan jantung. Aliran darah kaya oksigen diharapkan kembali mengaktifkan organ vital, sehingga fungsi tubuh bisa normal dan merespons pengobatan yang diberikan.
C. Rangkuman
Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, termasuk di kolam renang. Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga siswa perlu siaga dan siap melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap korban. Itulah sebabnya pengetahuan tentang penyelamatan di air harus dipahami dengan baik. Keterampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan di air. Artinya jika siswa ingin mempelajari pertolongan di air, siswa wajib memahami terlebih dahulu keselamatan di air.
Kegawatdaruratan di air meliputi hal hal sebagai berikut:
1. Tenggelam
a. Pengertian tengelam
b. Penyebab tenggelam
c. Klasifikasi tenggelam
d. Berdasarkan kondisi kejadian tenggelam
2. Cara menolong di air
- Materi Menganalisis Dan Mempraktikkan Keterampilan Dua Gaya Renang Mapel PJOK kelas 12 SMA
- Materi Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu Mapel PJOK kelas 12 SMA
- Soal Renang Mapel PJOK Kelas 12 SMA
3. Penanganan kram
D. Penugasan Mandiri
Lakukanlah tugas di bawah ini dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan disiplin yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran!
E. Latihan Soal
Kerjakan dan jawablah soal-soal di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan jawaban yang paling benar dari opsi jawaban yang tersedia!
1. Perhatikan gambar berikut !
Gambar di samping ini merupakan penangan pada cedera otot...
A. lutut
B. telapak
C. betis
D. paha
E. kram jari
2. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya kecelakaan dalam aktivitas berenang, kecuali ...
A. Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
B. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
C. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
D. Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai.
E. Melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas renang
3. Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar di bawah merupakan penangan
CPR
RJP
PJR
ERS
RES
4. Berikut ini adalah macam-macam cara menolong orang tenggelam , kecuali yaitu…
1. Lempar
2. Raih
3. Dayung
4. Renang
5. Tarik
5. Kram adalah kejang otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal seperti pada pernyataan dibawah ini, kecuali…
A. Otot yang kelelahan
B. Penggunaan otot yang berlebihan
C. Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K)
D. Penumpukan asam laktat
E. Kurang Vitamin
KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL
1. C
2. E
3. B
4. E
5. E
F. Penilaian Diri
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom ‘Ya’ jika kalian sudah menguasai materi/melakukan hal tersebut dan pada kolom ‘Tidak’ jika kalian belum menguasai materi/melakukan hal tersebut!
Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu Mapel PJOK kelas 12 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!!
Tindakan Pertolongan Kegawat Daruratan Di Air Dengan Menggunakan Alat Bantu File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh www.bospedia.com
Baca juga yang sejenis
Pencarian yang paling banyak dicari
- pada suatu kecelakaan di air penolong berenang dalam keadaan terlentang
- teknik-teknik pertolongan di air
- peralatan pertolongan di air
- alat yang dapat digunakan untuk penyelamatan di air adalah
- teknik berenang menyelamatkan orang
- salah satu teknik mendekati korban kecelakaan di air adalah
- tindakan pertolongan pertama kegawatdaruratan di air
- teknik membawa korban kecelakaan di air
- pdf, 2018,2019,2020,2021,2022
Post a Comment