Sistem Kerja reproduksi pada manusia dikenal sebagai kemampuan untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak. Reproduksi sendiri, dinilai sebagai kemampuan dan kebutuhan manusia yang paling mendasar. Organ reproduksi manusia, baik dari pria dan wanita memiliki peranan penting dalam proses reproduksi itu sendiri. Sistem reproduksi yang terjadi antara pria dan wanita, memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan juga memiliki keunikannya masing-masing secara genetik.
Dalam prosesnya, reproduksi terjadi atas percampuran antara sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin perempuan (sel telur) jika tidak bercampur, maka reproduksi tidak akan terjadi. Jika percampuran antara sel kelamin laki-laki dan perempuan sudah terjadi, maka pembuahan akan terjadi.
Sistem reproduksi pria sendiri, berfungsi sebagai alat produksi dan dan media penyimpanan. Selain dari kedua hal tersebut, sistem reproduksi pria juga berguna untuk mengantarkan sperma agar bisa membuahi sel telur.
Sistem reproduksi wanita berfungsi untuk memproduksi sel telur dan juga berfungsi sebagai wadah mengandung bayi (rahim) selama kurang lebih 9 bulan. Berdasarkan kedua perbedaan tersebut, sistem reproduksi manusia memiliki keunikannya masingmasing dan saling melengkapi satu sama lain.
Antara organ reproduksi pria dan wanita memiliki bagian internal dan eksternal. Untuk pria, sistem reproduksi lebih dominan di luar tubuh, sedangkan wanita sistem reproduksinya sebagian besar berada di dalam tubuh
Fertilisasi terjadi jika sel telur bertemu dengan sel sperma. Pada manusia, proses tersebut didahului dengan proses senggama. Penis harus berada dalam keadaan tegak (ereksi), agar dapat mengantarkan sperma ke dalam vagina. Penis ereksi disebabkan oleh melebarnya arteri dan menutupnya pembuluh vena di penis. Dengan demikian ada banyak aliran darah yang masuk dan sedikit darah yang dikeluarkan (ditahan dalam pembuluh darah penis). Pembuluh darah juga akan memenuhi jaringan di dalam penis sehingga penis mengalami pemanjangan dan berubah menjadi lebih keras. Jika penis sudah ereksi, proses senggama dapat dilakukan. Pada saat penis memasuki vagina, reseptor di penis akan menerima rangsangan sentuhan yang menyebabkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sperma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.
Pada lelaki normal, dalam satu kali ejakulasi akan dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Pergerakan sel sperma di dalam vagina dibantu oleh semen dan cairan pelicin yang dihasilkan oleh cervix. Cairan pelicin tersebut akan disekresikan oleh kelenjar di cervix jika seorang wanita telah siap melakukan senggama atau mendapat rangsangan seksual. Sel sperma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi tempat sel telur berada setelah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan tempat fertilisasi pada manusia
Pergerakan sel sperma didukung oleh ekor sperma yang banyak mengandung mitokondria penghasil ATP. Sel telur yang diovulasikan umumnya masih berada pada tahap meiosis II dan belum sepenuhnya menjadi oosit. Dengan adanya peleburan sel sperma, proses meiosis II dapat dipercepat. Sel telur yang telah siap dibuahi akan membentuk zona pelindung yang dinamakan corona radiata di bagian luar serta sebuah cairan bening di dalamnya yang disebut zona pelusida.
Sel sperma yang telah mencapai sel telur akan berlomba untuk dapat memasuki zona pelusida Zona pelusida mempunyai reseptor yang bersifat "spesies spesifik", yaitu hanya dapat dilalui oleh sel sperma dari satu species. Akrosom sperma mempunyai enzim litik yang mampu menembus corona radiata dan zona pelusida.
Pada saat sel sperma menembus corona radiata, akrosom sperma akan meluluh. Sel telur kemudian akan segera menyelesaikan tahap meiosis II menghasilkan inti fungsional yang haploid. Bagian inti sel sperma ini kemudian bersatu dengan membran sel telur untuk melakukan fusi materi genetik. Gerakan ini mirip dengan mekanisme endositosis pada sel. Setelah terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan menebal sehingga tidak ada lagi sel sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini sel tersebut sudah dibuahi dan berubah menjadi zigot. Zigot akan membelah secara mitosis menjadi morula.
Zigot ini kemudian melakukan pembelahan sel selama perjalanannya di oviduk menuju rahim. Pergerakan zigot menuju rahim (uterus) tersebut memakan waktu 4 hari. Dalam waktu 1 minggu, zigot telah berbentuk seperti bola yang dinamakan blastula. Blastula memiliki rongga yang disebut blastosol. Masa sel di bagian dalam blastosol, akan menjadi bakal embrio. Bagian lengket dari blastosol tersebut kemudian akan menempel di endometrium. Proses tersebut dinamakan implantasi.
Blastula selanjutnya berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini disebut gastrulasi yang terjadi sekitar minggu ketiga.
Selanjutnya, ektoderm akan membentuk sistem saraf, kulit, mata, dan hidung. Mesoderm membentuk otot, tulang, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Sementara itu, endoderm akan membentuk organ-organ serta kelenjar yang berhubungan dengan sistem pernapasan. Peristiwa ini disebut dengan organogenesis. Organogenesis dimulai dari minggu keempat hingga minggu kedelapan dan penyempurnaan pada minggu kesembilan
Perkembangan zigot hingga menjadi janin yang dimulai dari umur (a) 2 minggu, (b) 5 minggu, (c) 9 minggu, dan (d) 20 minggu. Sumber : BSE Biologi XI
Embrio akan melepaskan hormon corionic gonadotropin (hormon yang mirip dengan LH) yang akan dibawa ke ovarium untuk mencegah luluhnya corpus luteum. Dengan demikian, estrogen dan progesteron tetap dihasilkan sehingga dapat mempertahankan persiapan kehamilan di rahim dengan mempertahankan ketebalan endometrium. Dari manakah embrio memperoleh suplai makanan?
Kehamilan terjadi mulai dari fertilisasi hingga kelahiran. Pada manusia, rata-rata kehamilan terjadi selama 266 hari (38 minggu) dari fertilisasi atau 40 minggu dari siklus menstruasi terakhir hari pertama. Kelahiran bayi terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yang beraturan. Beberapa hormon, seperti estrogen, oksitosin, dan prostaglandin berperan dalam proses ini.
Secara umum, proses kelahiran terjadi melalui tahap pembukaan cervix, tahap pengeluaran bayi, dan tahap pelepasan plasenta
C. Rangkuman
Sistem reproduksi yang terjadi antara pria dan wanita, memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan juga memiliki keunikannya masing-masing secara genetik.
Antara organ reproduksi pria dan wanita memiliki bagian internal dan eksternal. Untuk pria, sistem reproduksi lebih dominan di luar tubuh, sedangkan wanita sistem reproduksinya sebagian besar berada di dalam tubuh
Dalam prosesnya, reproduksi terjadi atas percampuran antara sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin perempuan (sel telur) jika tidak bercampur, maka reproduksi tidak akan terjadi. Jika percampuran antara sel kelamin laki-laki dan perempuan sudah terjadi, maka pembuahan akan terjadi.
Sistem reproduksi memiliki keunikannya masing-masing, hal ini tentu saja membuat adanya perbedaan antara sistem reproduksi pria dan wanita. Untuk sistem reproduksi pria sendiri, berfungsi sebagai alat produksi dan dan media penyimpanan. Selain dari kedua hal tersebut, sistem reproduksi pria juga berguna untuk mengantarkan sperma agar bisa membuahi sel telur
D. Latihan Soal
1. Lapisan ektoderm yang terbentuk pada fase gastrula, pada tahap selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi
A. otot dan rangka
B. kulit dan sistem saraf
C. usus dan hati.
D. kulit dan otot.
E. jaringan ikat dan alat reproduksi
2. Sperma yang dihasilkan di tubulus seminiferus akan mengalami proses pematangan pada….
A. vas deverens
B. epididymis
C. urethra
D. duktus ejakulatorius
E. penis
3. Sperma tidak tahan terhadap suasana asam pada vagina wanita, untuk mengatasi hal ini laki-laki memiliki kelenjar….
A. vesikula seminalis
B. pancreas
C. kelenjar prostat
D. bulbouretalis
E. ludah
Baca juga - Soal Jaringan Hewan
4. Di dalam sepanjang tuba falopi terdapat banyak silia yang selalu bergetar, silia tersebut berfungsi untuk…
A. Mempermudah perjalanan zigot
B. Mempermudah perjalanan sperma
C. Mempermudah perjalanan ovum
D. Mempermudah proses fertilisasi
E. Mempermudah proses ovulasi
5. Organ wanita yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah….
A. tuba falopi
B. oviduct
C. uterus
D. ovarium
E. Vagina
Kuci Jawaban pembahasan
1. B
Lapisan ektoderm akan membentuk sistem saraf, kulit, mata, dan hidung.
2. B
Epididimis yaitu saluran berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 6 meter di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sperma akan diberi nutrisi di dalam epididimis, sehingga menjadi subur dan dapat bergerak. Setelah dari epididimis, sperma akan masuk ke vas deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.
3. D
Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran sperma) Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
4. C
Gerakan ini dipengaruhi oleh sistem hormonal estrogen dan progesteron dan prostaglandin, juga dipengaruhi beberapa faktor dari luar tubuh. Pada tuba falopi juga terdapat silia yaitu struktur seperti rambut-rambut halus yang membantu pergerakan sel ovum.
5. A
Fungsi tuba fallopi :
- Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
- Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
- Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
- Tempat terjadinya konsepsi.
- Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
E. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak". Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya
Post a Comment