Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 2 ini, kalian diharapkan dapat:
- Menjelaskan teknik – teknik pembuatan laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional
- Menjelaskan langkah – langkah pembuatan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional
- Menyusun laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional.
B. Uraian Materi
Laporan kegiatan usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausahawan untuk mengembangkan semua unsur yang relevan, sehingga masyarakat luas tertarik untuk menjalin kerjasama. Membuat laporan kegiatan usaha makanan internasional di sekolah dilakukan dalam mengerjakan tugas laporan prakerin atau laporan kegiatan yang ditugaskan oleh guru di sekolah. Sebuah laporan harus memiliki format yang baik dan benar, harus mengandung beberapa sifat seperti berikut ini:
- Mengandung imaginasi
- Laporan harus sempurna dan lengkap
- Laporan harus disajikan secara menarik.
Dalam membuat laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional, kita sebaiknya memperhatikan enam asas berikut:
1. Kejelasan (clarity)
Setiap laporan yang baik memiliki kejelasan tentang penulisan dengan Bahasa yang mudah dimengerti.
2. Konsistensi (consistency)
Suatu laporan yang baik harus membahas bidang permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya dan tidak menyimpang ke permasalahan yang lainnya.
3. Kelengkapan (adequacy)
Laporan yang baik harus ada semua komponen yang harus dilaporkan
4. Ketepatan waktu (timeliness)
Laporan hasil kegiatan usaha hendaknya disampaikan ke pimpinan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5. Kemungkinan penyelarasan (adaptability)
Laporan yang baik mengakui kemungkinan timbulnya pandangan lain terhadap permasalahan yang disampaikan
6. Minat (interest)
Laporan usaha yang telah dibuat haruslah dapat menimbulkan minat dan mempertahankan perhatian dari pembacanya.
Pembuatan laporan terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, penyusunan, dan penyelesaian. Tahap perencanaan dimanfaatkan untuk menentukan tujuan, bahan, media, dan sistematika laporan. Tahap penyusunan dipakai untuk membuat konten, menyesuaikan format, dan menyunting laporan. Tahap penyelesaian digunakan untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menindaklanjuti umpan balik laporan.
1. Perencanaan Laporan
Tahap pertama, perencanaan laporan, diawali dengan penentuan tujuan yang bergantung pada jenis laporan yang dibuat. Laporan analitis umumnya memiliki tujuan yang lebih komprehensif dibandingkan laporan informatif.
Pengumpulan bahan data dan informasi kadang-kadang memerlukan proyek riset khusus, baik riset sekunder maupun riset primer. Riset sekunder menggunakan informasi yang telah tersedia, sedangkan riset primer mengumpulkan informasi baru yang diperlukan yang tidak bisa dipenuhi riset sekunder. Secara umum, proses pengumpulan bahan melibatkan lima tahap, yaitu perencanaan keperluan bahan, penentuan lokasi bahan, pemprosesan bahan, penggunaan temuan, serta pengelolaan informasi.
Media penyampaian laporan beragam mulai dari laporan yang dicetak dan dijilid hingga dasbor eksekutif yang menyajikan pemutakhiran langsung. Kebanyakan laporan telah ditentukan media penyampaiannya dan perlu menyediakan sarana penyampaian umpan balik. Penentuan media laporan juga perlu memperhatikan kebutuhan kerja sama dalam pembuatan laporan.
Sistematika laporan mencakup pendekatan dan kerangka yang dipakai. Pendekatan laporan dikontraskan antara pendekatan langsung dan tidak langsung. Sebagian besar laporan memakai pendekatan langsung yang secara lugas mencantumkan ringkasan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Pendekatan tidak langsung diperlukan jika pembaca perlu diyakinkan dan umumnya diawali dengan latar belakang alasan pembuatan laporan. Kerangka laporan dapat disusun dengan model judul deskriptif (topik) atau informatif (pertanyaan atau simpulan).
2. Penyusunan Laporan
Tahap kedua, penyusunan laporan, diawali dengan pembuatan konten berdasarkan sistematika laporan yang telah direncanakan. Secara umum, laporan terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pendahuluan menetapkan tujuan, lingkup, dan organisasi laporan. Pembahasan menyajikan dan menginterpretasikan informasi yang telah dikumpulkan. Penutup menyimpulkan butir-butir utama, mendiskusikan simpulan tersebut, dan memberikan rekomendasi.
Konten yang telah disusun selanjutnya disesuaikan formatnya agar laporan menjadi padu dan menarik. Termasuk di dalam penyesuaian format ini adalah pemberian ilustrasi untuk laporan. Ilustrasi yang efektif perlu mengikuti enam prinsip, yaitu konsistensi, pengontrasan, keseimbangan, penekanan, konvensi, dan kesederhanaan. Jenis ilustrasi yang dapat diberikan antara lain tabel, grafik, diagram alir, struktur organisasi, peta, gambar, dan foto.
Penyuntingan memeriksa kesalahan tik, kesalahan ejaan, kesalahan tata bahasa, kesalahan data dan fakta, dan kesalahan nalar. Selain itu, penyuntingan juga memeriksa format dan ilustrasi secara keseluruhan agar laporan menarik untuk dibaca. Idealnya, laporan juga diuji baca (proofread) oleh dua orang selain pembuat laporan. Orang pertama adalah orang yang memahami topik laporan yang dapat memastikan ketepatan teknis, sedangkan orang kedua adalah orang yang tidak familier dengan topik yang dapat memastikan pemahaman pembaca awam terhadap laporan.
3. Penyelesaian Laporan
Tahap terakhir, penyelesaian laporan, diawali dengan produksi laporan sesuai media yang dipilih. Pada tahap ini, bagian lain dari laporan, yaitu bagian awal dan bagian akhir, dibuat. Bagian awal terdiri atas sampul dan halaman judul, pengantar dan prakata, daftar isi dan daftar ilustrasi, serta ringkasan eksekutif. Bagian akhir terdiri atas lampiran, bibliografi, glosarium, dan indeks. Pembuatan bagian awal dan bagian akhir ini lazim dilakukan seiring dengan penyusunan laporan sehingga pada saat produksi semua bagian ini tinggal diperiksa kesesuaiannya.
Distribusi laporan dapat dilakukan secara fisik dalam bentuk cetakan atau digital dalam bentuk berkas elektronik atau situs web. Meski perkembangan teknologi membuat beberapa laporan cukup didistribusikan secara digital, masih banyak laporan yang tetap perlu didistribusikan secara fisik. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam distribusi laporan adalah biaya, kemudahan, waktu, keamanan, dan privasi.
Hal terakhir yang perlu dilakukan dalam rangkaian pembuatan laporan adalah permintaan dan penerimaan umpan balik pembaca laporan. Walau kerap terlewatkan, umpan balik sangat berguna untuk perbaikan pembuatan laporan berikutnya dan untuk pemastian tercapainya tujuan pembuatan laporan. Umpan balik dapat diminta baik secara implisit maupun eksplisit.
Dalam pembuatan laporan kegiatan usaha ada sistematika yang bisa dijadikan pedoman seperti terlihat berikut :
• Cover
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Daftar Tabel
• Daftar Gambar
• Daftar Lampiran
• Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Kegunaan Kegiatan
D. Kajian Teori
• Bab II. Isi Utama Laporan
A. Rencana kegiatan
B. Proses Pelaksanaan Kegiatan
C. Laporan Keuangan
• Bab III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
• Daftar Pustaka (Daftar sumber-sumber dari buku, majalah, koran, dan lain-lain)
• Lampiran-Lampiran (catatan-catatan yang kita peroleh selama kegiatan seperti daftar harga bahan-bahan pembuat produk, dan lain-lain.
C. Rangkuman
Laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausahawan untuk mengembangkan semua unsur yang relevan, sehingga orang luas tertarik untuk menjalin kerjasama. Laporan tersebut harus memiliki format yang baik dan benar, harus mengandung beberapa sifat seperti berikut ini:
- Mengandung imajinasi
- Laporan harus sempurna dan lengkap
- Laporan harus disajikan secara menarik.
Asas – asas pembuatan laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional:
- Kejelasan (clarity)
- Konsistensi (consistency)
- Kelengkapan (adequacy)
- Ketepatan waktu (timeliness)
- Kemungkinan penyelarasan (adaptability)
- Minat (interest)
Dalam membuat laporan kegiatan usaha, kita dapat menggunakan langkah – langkah berikut :
- Merencanakan laporan
- Mengumpulkan bahan dan informasi
- Memilih informasi yang akan dimasukkan dalam laporan
- Menyusun informasi yang akan disampaikan
- Menulis draft laporan
- Mengedit dan memeriksa draft laporan
- Membuat ringkasan (executive summary)
- Menyusun laporan
- Menyampaikan laporan final
D. Penugasan Mandiri
- Rencanakan wirausaha pembuatan suatu produk makanan internasional
- Carilah informasi untuk membuat produk makanan internasional
- Buatlah perencanaan usaha
- Tuliskan semua tahapan pembuatan sampai pengemasan
- Lakukan pengolahan
- Buat laporan hasil kegiatan tersebut
E. Latihan Soal
Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur dan bertangung jawab!
- Sebutkan asas – asas pembuatan laporan kegiatan usaha!
- Sebutkan tahapan pembuatan laporan kegiatan usaha!
- Mengapa laporan usaha yang dibuat harus jelas ?
Kunci Jawaban Latihan Soal 2
1. Asas – asas pembuatan laporan kegiatan usaha pengolahan makanan internasional:
a. Kejelasan (clarity)
b. Konsistensi (consistency)
c. Kelengkapan (adequacy)
d. Ketepatan waktu (timeliness)
e. Kemungkinan penyelarasan (adaptability)
f. Minat (interest)
2. Tahap tahap pembuatan laporan
a. Perencanaan laporan
b. Penyusunan laporan
c. Penyelesaian laporan
3. Laporan usaha yang dibuat harus jelas agar informasi yang akan disampaikan sesuai dengan yang akan dilaporkan, disampaikan dengan bahasa tulis yang tidak menimbulkan makna ganda dan tidak bertele - tele
F. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab!
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian yang masih "Tidak". Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
Post a Comment